WAWANCARA

Dradjad Wibowo: Kepindahan Dede Yusuf Tak Berdampak Apa-apa

Sabtu, 16 April 2011, 06:20 WIB
Dradjad Wibowo: Kepindahan Dede Yusuf Tak Berdampak Apa-apa
Dradjad Wibowo
RMOL. Kepindahan Dede Yusuf ke Partai Demokrat tidak ada kaitannya dengan masalah yang ada di internal PAN.

“Kabar kepindahannya karena konflik internal partai, itu sama sekali tidak benar. DPP PAN sekarang sangat solid. Malah jauh lebih solid dari sebelumnya,” ung­kap Wakil Ketua Umum PAN, Dradjad Wibowo, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Sebelumnya diberitakan,  Dede mengaku rencana kepindahannya ke Partai Demokrat sudah dike­tahui Ketua Umum PAN Hatta Rajasa.

Dradjad selanjutnya menilai PAN tidak terpengaruh untuk meng­hadapi Pemilu 2014. Arti­nya,  tetap yakin mencapai target double digit.

“Kita tetap menjalankan stra­tegi pemenangan Pemilu 2014 yang sudah kita laksanakan sejak 2010. Insya Allah dari konsoli­dasi yang saya lihat di berbagai daerah, target double digit akan tercapai,” paparnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Apa sesungguhnya alasan per­pindahan ini?
Apabila kepindahan itu adalah pilihan politik saudaraku Dede Yusuf, tentu tidak ada orang yang bisa menghalanginya. Kami meng­hormati pilihannya, meski lebih senang apabila beliau tidak pindah. Soal kenapa saudaraku Dede pindah, saya tidak tahu, sebaiknya ditanyakan kepadanya. Saya belum melihat surat pe­ngun­duran dirinya.

 Apa mengganggu kinerja partai?
Kinerja partai tidak terganggu sebutir dzarroh sekalipun atau terganggu satu per triliun persen pun tidak. Artinya tidak berdam­pak apa-apa. Saya malah melihat PAN Jabar di bawah Pak Irjen Pol (Purn) Edi Darnadi semakin kuat konsolidasi dan sema­ngatnya.

Kok Anda begitu yakin?
Beliau bekas Kapolda yang sangat mengakar di masyarakat Jabar. Beliau juga tokoh yang sangat dekat dengan para ulama, tokoh masyarakat, aparat, dan masyarakat di grass root. Beliau bahkan banyak bekerja langsung di masyarakat.

Apakah kepindahan ini su­dah didialogkan dengan anggo­ta PAN yang lain?
Saya tidak tahu tentang hal ter­sebut dan saya juga tidak pernah berdiskusi dengannya tentang kepindahannya dari PAN ke Par­tai Demokrat.

Apa PAN tidak khawatir ke­pin­dahan Dede akan diikuti ka­der PAN lainnya?
Tidak juga. Bahkan ada Bupati yang dulu kader Demokrat seka­rang menjadi Ketua DPW PAN dan dia masih aktif menjadi bu­pati. Namun sebelum masuk PAN, saya ditugaskan Ketum PAN untuk melakukan verifikasi kalau yang bersangkutan me­mang tidak lagi di Partai Demo­krat. Saya juga menelepon pimpi­nan PD untuk memastikan dan sekaligus kulonuwun.

Bagaimana kira-kira suara PAN di Jabar?
Insya Allah saya optimistis, di bawah pimpinan Pak Edi Dar­nadi, PAN Jabar justru akan pulih kembali. Pemilu 2009 suara PAN di Jabar jeblok, malah penuru­nan­nya paling jelek secara nasio­nal. Kami menang dalam Pilgub, tapi kursi DPR dari Jabar terjun bebas dari 8 menjadi 3. Sedang­kan DPRD Provinsi dari 6 men­jadi 4.

Langkah apa yang dibuat agar kader PAN tidak mudah lon­cat partai?
Kita perkuat ideologi partai dan meningkatkan kebersamaan antar kader. Namun memang sulit mencegah fenomena pindah partai ini. Mungkin karena demo­krasi kita masih dalam tahap yang sangat awal, baru satu dekade jadi seperti anak yang baru belajar berjalan.

Bagaimana dengan sistem re­kruitmen?
Kami di PAN sangat menjaga etika politik karena itu yang ber­sangkutan dikenai fit and proper test yang sangat ketat sebelum di­terima sebagai kader PAN. Umum­nya mereka masuk PAN karena kedekatan personal atau merasakan manfaat dari kebija­kan dan strategi pilkada yang dijalankan PAN.   [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA