WAWANCARA

Fuad Rachmany: Belum Bisa Saya Beberkan Strategi Berantas Mafia Pajak

Senin, 24 Januari 2011, 04:09 WIB
Fuad Rachmany: Belum Bisa Saya Beberkan Strategi Berantas Mafia Pajak
Fuad Rachmany
RMOL. Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak yang baru, Fuad Rachmany, belum mau membeberkan strateginya untuk memberantas mafia pajak, sehingga kasus Gayus Tambunan tidak terulang lagi.

Bekas Kepala Badan Penga­wasan Pasar Modal (Bapepam) itu hanya berujar  merasa tertan­tang untuk memberantas mafia pajak di institusinya.

“ Soal strateginya seperti apa, ya ntarlah, belum bisa saya beber­kan. Saya masuk dulu-lah. Ini kan masalah organisasi, nanti saya pelajari dulu orang-orang­nya, lihat dulu semua organisasinya. Saya kan orang birokrasi juga. Jadi saya tahu bagaimana meng-handle yang seperti itu,” katanya kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Berikut kutipan selengkapnya:

Kapan disampaikan infor­masi menjadi Dirjen Pajak?
Saya diberitahu saja sebelum­nya. Tapi kalau ditanya soal itu, saya bilang tidak tahu. Selama belum dilantik, saya selalu meng­anggap, ya belum bisa komentar. Jadi, nggak enaklah ngomong, gitu saja, ha-ha-ha.

Apa Anda nggak grogi mene­rima jabatan ini karena selalu mendapat sorotan publik?
Saya sebagai birokrat yang su­dah senior di Kementerian Ke­uang­an, saya anggap ini sebagai tu­gas saja. Buat saya ini meru­pakan tantangan bagi saya. Ka­rena tugas ini saya anggap seba­gai amanah dan juga suatu tan­tangan, maka saya ha­rus beri­kan yang terbaik un­tuk menjadi­kan Direk­torat Jen­deral Pajak lebih baik. Tapi yang ada seka­rang juga sudah bagus.

Anda menempati po­sisi stra­tegis sebagai Kepala Bapepam, kenapa me­ne­rima jaba­tan Dir­jen Pajak?
Itu karena me­mang penugasan, yang namanya jabatan ya tidak ada tawar menawar. Kalau Pre­siden sudah instruksi­kan, ya kita kerjakan, kita lak­sanakan.

Kasus Gayus bikin citra pa­jak jadi hancur?
Masyarakat itu kadang-kadang keliru menilai, seolah-olah  kalau ada kasus Gayus, lalu dianggap di Direktorat Jendral Pajak ba­nyak Gayus. Tapi saya berani jamin deh sebenarnya yang kayak Gayus itu tidak banyak. Masih banyak orang pajak yang jujur. Masih banyak dan itu keyakinan saya bahwa sebagian besar me­reka nggak berbuat seperti Gayus. Jadi nggak semuanya itu berada di tempat yang bisa mem­buat uang gitu loh. Kan banyak yang kerja di Informasi Tekno­logi (IT), di bagian lainnya. Jadi tidak semua punya kesempatan.

Kalau pun punya kesempatan ada juga yang jujur. Jadi itu tidak banyak seperti Gayus. Maksud saya dalam bentuk persentasenya kecil. Makanya saya mengajak orang-orang di Direktorat Pajak, ya mari sama-sama kita awasi yang kayak Gayus. Jangan sam­pai muncul lagi.

Upaya apa yang Anda laku­kan untuk memulihkan citra Ditjen Pajak?
Nanti dong kalau saya sudah masuk. Saya ini kan belum tahu petanya di dalam.

Tapi punya kiat-kiat untuk menghentikan mafia pajak?
 Saya mendingan masuk dulu-lah. Ini kan masalah organisasi, nanti saya pelajari dulu orang-orang­nya, lihat dulu semua organisasinya. Saya tidak bisa kasi komentar, wong ke sana saja belum. Pindah kantor saja mulai Senin kok, belum ketemu pega­wainya.

Apakah Anda melakukan ro­tasi di tempat Gayus ?
Nggak gitu persisnya. Saya ini kan sudah lama di birokasi, jadi pendekatan yang saya lakukan agak beda. Jadi gini deh, belum waktunya juga saya beri komen­tar soal ini. Saya ini kan orang kerja, jadi saya tuh tidak mau berkoar-koar dan menceritakan apa yang sudah saya lakukan. Yang penting hasilnya sudah jadi tanpa saya harus bicarakan.

Apa ada instruksi khusus ke­pada Anda terkait pemberan­tasan mafia pajak?
Instruksi itu kan Keppres. Jadi saya harus menerima dong. Itu kan tugas. Jadi saya harus mene­rima karena merupakan tugas. Kalau ada tugas, ya kita harus laksanakan. Gitu saja. Tidak ada istilah  saya menerima apa tidak menerima. Kalau jabatan politik masih bisa terima atau tidak terima, jadi menteri masih bisa kita tolak, tapi di pegawai negeri ya harus dilaksanakan. Di Ba­pepam itu kan saya eselon I, Dirjen Pajak juga eselon I. Jadi sama saja kan. Saya bermutasi saja. Saya memang sudah lama di Bapepam, hampir lima tahun.

Untuk stop kasus Gayus teru­lang, apakah ada kajian-kajian intensif terhadap peraturan-pe­raturan pajak?
Oh ya. Saya akan kaji aturan-aturan perpajakan, saya akan lihat aturan perpajakan mana yang perlu direvisi. Saya juga akan banyak mendengar dari ka­la­ngan-kalangan pengusaha untuk mendapatkan masukan tentang peraturan-peraturan perpajakan. Dan juga saya akan mendengar keluhan-keluhan masyarakat, itu juga akan saya dengarkan. Dari situ kita bisa dapat masukan untuk perbaikan.

Ada target khusus waktu de­kat ini?
Nanti dulu, saya kan belum masuk.

Bagaimana strategi Anda mengatasi mafia perpajakan?
Makanya belum bisa saya omongin dulu. Yang pasti saya akan coba mengembangkan suatu analisis atau metode tentang potensi perpajakan. Itu akan kita coba dalami.  [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA