“Tidak ada kaitannya dengan investasi Pemilu 2014. Anggapan seperti itu terlalu berlebihan. BeÂlanda masih jauh Bung, kenapa ribut dari sekarang,’’ ujar Juru Bicara Aburizal Bakrie, Lalu Mara Satriawangsa, kepada
RakÂyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Berikut kutipan selengkapnya: Jamuan makan Aburizal BaÂkrie kepada Timnas Garuda, Senin (20/12), dinilai investasi politik 2014, komentar Anda?Orang pikir negatif terus, silaÂkan saja ya. Tapi faktanya tidak seperti itu. Pak Bakrie menjamu Timnas semata karena patut diÂbanggakan saja. Kami melihatÂnya hanya seperti itu. Tidak ada niatan investasi politik.
Sebenarnya jamuan itu atas inisiatif siapa?Itu kan PSSI dan Timnas yang berkunjung dan mau silatuÂrahÂmi. Seperti yang dikatakan Pak NurÂdin Halid (Ketua Umum PSSI) bahwa di saat PSSI lagi suÂsah-susahnya nggak ada yang meÂlirik. Tapi keluarga Bakrie yang menoÂpang semua program PSSI. Ini Pak Nurdin yang ngoÂmong lho.
Sebetulnya, keluarga Bakrie tidak pernah ingin membuka itu. Tapi semua orang tahu, kiprah keÂluarga Bakrie di olah raga. BuktiÂnÂya, sejak tahun 1986 itu didirikan Pelita Jaya dengan tujuh cabang.
Apa saja?Sepak bola, bulu tangkis, basÂket, bola voli, tenis, balap sepeda, dan berkuda. Hampir seluruh atlet-atlet yang membela negara pada saat itu, banyak yang dari Pelita Jaya. Dan Pak Ical dulu WaÂkil Ketua Umum PBSI menÂdamÂpingi Try Sutrisno yang waktu itu sebagai Wapres sekaliÂgus Ketua Umum PBSI. Beliau juga pernah menjadi manajer Thomas Cup.
Hal sama juga dilakukan NirÂwan Bakrie, yang meniti karier di PSSI mulai dari bawah. Bahkan pernah menjadi Manajer Sea GaÂmes tim nasional di Kuala LumÂpur pada 1989. Saya pada waktu itu masih menjadi wartawan pernah meliput Sea Games.
Artinya Anda ingin mengataÂkan bahwa jamuan itu hal biasa-biasa saja?Ya, betul. Nggak ada yang luar biasa pada jamuan itu. Sebab, itu hanya silaturahmi dari PSSI yang mengucapkan terima kasih. Ya, kita terima dengan baik. Terima kasih atas apresiasinya. Itu saja kan.Tidak ada pikiran yang lain-lain soal itu.
Sebaiknya tidak usah memÂpolitiÂsir soal itu. Yang pasti kita senang dan bahagia. Bahwa daÂlam keadaan seperti ini, masih ada sepak bola yang kita harapÂkan bisa menyatukan kita dari segala perbedaan yang mengÂinginÂkan Indonesia itu juara AFF 2010. Itu kan luar biasa.
Apa sebelumnya Ical pernah mengontak Timnas untuk daÂtang ke rumahnya?Saya belum tahu. Yang jelas, jamuan itu inisiatifnya Pak NurÂdin dan jajarannya. Bukan atas undangan Pak Ical dong. Beliau menerima Timnas atas nama keÂluarga Bakrie, bukan atas Ketua Umum Partai Golkar. Sebab, beliau yang paling tua di keluarga Bakrie.
Jadi, olah raga ya olah raga, nggak usah dipolitisir. Justru dari olah raga mari kita bersatu mengÂhilangkan segala perbedaan. Kalau soal kompetisi, nanti ada waktunya kalau berpolitik. Ibarat kata, Belanda masih jauh Bung, kenapa ribut dari sekarang.
Barangkali ada rasa kekhaÂwaÂtiran?Saya kira itu berlebihan. MeÂreka terkaget-kaget kali ya kalau 2014 saat ini. Sebab, mereka nggak aktif di olahraga. Padahal, sekarang ini kita bersatu untuk kemajuan bangsa. Dan berkarya untuk kepentingan nusa dan bangsa.
Apa ada lagi bonus yang diÂberiÂkan kalau Timnas menang?Nggak ada pembicaraan itu. Tapi lebih jelasnya tanya PSSI dong.
Mungkin membangun pelatiÂhan Timnas di atas tanah 25 hekÂtar yang sudah dihibahkan keÂluarga Bakrie itu?Bisa jadi begitu ya, tapi ya kita lihat nanti saja. Masa kita mengÂeksplorasi yang begitu, kan tidak bagus. Yang jelas, bantuan yang diberikan Pak Ical itu tulus, ini demi bangsa dan negara. SeÂlain itu, keluarga Bakrie itu meÂmang olah raga.
Lalu ada yang mengucapkan terima kasih, kita apresiasi. Bahwa ada yang apresiasi kita ucapkan Alhamdulillah. Tapi keluarga Bakrie tidak pernah meÂminta, dan tanpa pamrih. Bahwa keluarga Bakrie ada yang berleÂbihan, kita bantu. Itulah jiwa daripada keluarga Bakrie. SeÂbaikÂÂnya, kita semua harus meliÂhat begitu juga.
[RM]
BERITA TERKAIT: