Sebagai Perwira Tinggi TNI AD yang masih aktif, lalu ditugaskan menjadi Dirut Perum Bulog, tentu bakal melahirkan berbagai tanggapan dari masyarakat.
Pro kontra wajar terjadi. Namanya juga hidup di alam demokrasi. Di satu pihak ada yang sangat mendukung diangkatnya seorang Perwira Tinggi TNI AD yang berpengalaman sebagai Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI, namun di sisi yang lain, ada juga yang menyayangkan masuknya tentara aktif ke dalam dunia usaha yang dikenali sebagai perusahaan plat merah ini.
Terlepas dari hangatnya perbincangan soal regulasi yang mengatur atau membolehtidakkannya seorang tentara aktif memimpin sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sepertinya akan lebih baik, bila kita mengambil hikmah dari diangkatnya Bung Novi sebagai Dirut Bulog saja. Soal regulasi, pasti ada yang lebih psham untuk menganalisisnya.
Jujur kita akui, tentara aktif yang menjadi Dirut Perum Bulog memiliki beberapa kelebihan, antara lain disiplin dan struktur. Tentara memiliki latar belakang disiplin dan struktur yang kuat, sehingga dapat membantu dalam mengelola dan mengorganisir Bulog dengan lebih efektif.
Kedua, tentara memiliki pengalaman dalam mengelola logistik dan supply chain, sehingga dapat membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas Bulog. Ketiga, tentara memiliki kemampuan dalam menghadapi krisis dan situasi darurat, sehingga dapat membantu dalam menghadapi situasi yang tidak terduga dalam pengelolaan Bulog.
Kelebihan lain yang perlu kita pahami, tentara memiliki integritas dan netralitas yang tinggi, sehingga dapat membantu dalam mengelola Bulog dengan tidak memihak pada kepentingan tertentu.
Kemudian, tentara memiliki kemampuan dalam mengelola sumber daya, sehingga dapat membantu dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya Bulog.
Di samping itu, tentara memiliki pengalaman dalam menghadapi tekanan dan stres, sehingga dapat membantu dalam menghadapi situasi yang menekan dalam pengelolaan Bulog. Namun, perlu diingat bahwa kelebihan-kelebihan di atas tidak berarti bahwa tentara adalah satu-satunya pilihan yang tepat untuk menjadi Dirut Bulog. Pengalaman dan kemampuan lainnya juga perlu dipertimbangkan dalam proses seleksi.
Memasuki musim panen kali ini, Perum Bulog telah ditugaskan secara khusus oleh Pemerintah untuk menyerap gabah petani sejumlah 3 juta ton setara beras. Penugasan ini sangat penting, karena mulai tahun 2025, Pemerintah telah memutuskan untuk menghentikan kebijakan impor beras. Sebagai bentuk dukungan atas kebijakan ini, Perum Bulog dituntut untuk dapat menyerap gabah kering panen petani sebanyak-banyaknya.
Dengan adanya pembagian tugas penyerapan gabah oleh Perpadi dan Perum Bulog, sebetulnya tugas penyerapan mandiri Perum Bulog, tidak seberat yang direncanakan sebelumnya. Perum Bulog sendiri hanya diberi tugas menyerap gabah petani sebesar 0,9 juta ton. Sedangkan Pengusaha Penggilingan diberi tugas menyerap gabah petani sejumlah 2,1 juta ton.
Dengan kekuatan sumber daya dan sumber dana yang kini dimiliki Perum Bulog, menyerap gabah petani sejumlah 900 ribu ton setara beras, saat panen raya, bukanlah hal yang sulit untuk diwujudkan.
Justru yang merisaukan adalah tugas Perpadi untuk dapat menyerap gabah petani sejumlah 2,1 juta ton setara beras. Itu sebabnya, perlu ada tim khusus yang mendampingi Perpadi.
Hadirnya Bung Novi memimpin Perum Bulog, tentu saja mengemban tugas khusus yang perlu diwujudkan dalam kurun waktu 3-4 bulan ke depan. Dirut Bulog baru ini, diharapkan mampu membawa angin segar bagi perkembangan Perum Bulog ke depan. Berbekal pengalaman sebagai penguasa teritorial, kita percaya Bung Novi akan memberi kinerja terbaiknya.
Rendahnya serapan gabah petani oleh Perum Bulog selama ini, bisa saja disebabkan oleh berbagai macam faktor. Salah satunya, memang produksi berasnya yang belum ada, mengingat jadwal tanamnya yang mundur beberapa bulan.
Artinya, biarpun Perum Bulog telah siap segala rupanya, tapi berasnya belum ada, maka apa yang bakal diserapnya?
Berbasis pengalaman selama 36 tahun menjadi Lembaga Otonom Pemerintah dan 21 tahun menjadi BUMN, Perum Bulog dinilai sangat piawai dan profesional dalam melaksanakan pengadaan gabah maupun beras.
Kekuatannya menjadi semakin bertambah, ketika dalam Dewan Direksinya ditambah satu Direktur yang khusus menangani pengadaan.
Akhirnya, pasti kita berharap tatkala Direktur Utama Perum Bulog dipegang oleh Perwira Tinggi TNI AD, gerak langkah operator pangan ini bakal semakin kencang berlari, terutama dalam menyerap gabah petani.
Kehormatan dan tanggungjawab yang melekat dalam nurani tentara aktif, akan menjadi daya dorong kuat untuk menjadikan Perum Bulog sebagai lembaga pangan yang perkasa.
Semoga jadi bahan perenungan kita bersama.
![rmol news logo article](https://dashboard.rmol.id/assets/images/logo/10441704062019_akhir.png)
*
Penulis adalah Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat
BERITA TERKAIT: