Saat membacakan pesan Nur Halim itu, Anies menarik napas panjang, suaranya berubah, kemudian berdoa agar Nur Halim dan istri kuat menghadapi ujian, dikaruniai anak yang saleh dan salehah. “Ini ujian sangat berat. Tidak ada seorang ibu pun yang membayangkan menguburkan anaknya. Insya Allah Nur Halim dan istri kuat. Insya Allah anak yang telah mendahului, menjadi pembuka pintu jannah, pintu surga bagi kedua orangtuanya.”
Anies berkali-kali diam. Nada suara haru, kemudian menceritakan kisahnya. Adik kandungnya bernama Haifa wafat tertimpa lemari di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Saat itu, Haifa berusia tujuh tahun, sedangkan Anies berusia sembilan tahun. “Bagi orangtua dan kami sekeluarga, ini adalah saat berat.”
Selain pesan Nur Halim -- saat
live TikTok yang ditonton 35.953 kali -- itu, ada beberapa pesan yang dibacakan Anies. Isi pesan-pesan beragam. Ada yang mohon rekomendasi buku bacaan saat libur kuliah, tentang anak yang menceritakan ayahnya pensiun namun berhasil mengantarkan lima anaknya sarjana. Bahkan ada yang bercerita tentang makanan kesukaan. “Abah, saya suka sekali makan siomay,” tulis salah seorang pengikut.
Berbagai pertanyaan tersebut dijawab dalam bahasa yang mudah dimengerti, jelas, dan memotivasi. Anies pun tidak menempatkan dirinya sebagai calon presiden -- tidak ada pembahasan soal politik -- melainkan sebagai ayah pada anak-anaknya, seorang abang pada adiknya. Tidak heran, pertanyaan yang masuk beragam dan khas anak muda. “Abah, saya ulang tahun hari ini, mohon didoakan yaa ..,” tulis Erof.
Panggilan Abah bermula ketika Anies
live TikTok pertama, Jumat, 29 Desember 2023. Netizen heboh. Apalagi saat itu, Anies terlihat kebingungan karena baru pertama berselancar di
TikTok. Ketidaktahuan itu justru menimbulkan simpati netizen. Apalagi, ketika menjawab sejumlah pertanyaan
TikTokers, Anies terlihat sebagai ayah yang memberikan nasihat, solusi, pencerahan, dan motivasi. Ini santai dan menyejukkan.
Merasa Anies layaknya ayah, seorang netizen meminta izin memanggil Anies dengan sebutan Abah. Anies dengan senang hati memperbolehkan. “Boleh dong, boleh sekali,” ucap Anies saat
live TikTok di akun pribadinya Anies Rasyid Baswedan.
Live TikTok tersebut tembus lebih dari 300 ribu
viewer. Kini, akun @aniesbaswedan sekitar 1,4 juta pengikut.
Sejak itu, Anies dipanggil Abah. Dalam tempo cepat, tagar #AbahNasional menjadi trending di platform Twitter (X) melalui akun netizen dengan nama @aniesbubble, yang menyebarkan potongan video Anies di
TikTok.
Penggunaan kata
Bubble terinspirasi dari platform yang dipakai penggemar idola KPop. Potongan-potongan video Anies yang diunggah @aniesbuble merupakan interaksi tanya-jawab dari penonton yang menyaksikan siaran langsung, tidak ada soal visi-misi dan janji politik. Pada Jumat (29/12) akun @aniesbubble di X yang menggunakan emoji burung hantu dan memakai bahasa Korea.
Munculnya fandom K-pop berupa akun @aniesbubble itu sangat menarik perhatian netizen. Uniknya, akun ini murni inisiatif penggemar K-Pop, tidak terkait dengan tim capres Anies-Muhaimin. Video yang diunggah di antaranya nitizen bertanya soal skripsi, kisah seorang guru murid usia dini. Anies menjawab berbagai persoalan tersebut – layaknya seorang Abah pada anaknya.
BBC News Indonesia, 4 Januari 2024, mewawancarai pemilik akun @aniesbubble, menanyakan alasan membuat akun @aniesbubble. Anak muda, mahasiswi salah satu universitas ini, mengatakan semua berawal dari iseng.
"Awalnya saya iseng saja dan sebagai Kpopers sudah terbiasa mengelola
fan account untuk promosikan idol favorit saya di X," ujar pemilik akun @aniesbubble kepada
BBC News Indonesia, seraya berpesan agar identitasnya tidak dibuka demi melindungi privasi.
Sebelumnya, dia sudah memantau keramaian debat capres-cawapres di media sosial. Anies tampil cerdas dalam menjawab pertanyaan dari lawannya. Sebagai generasi Z dan pemilih pemula, ia merasa apa yang dilakukannya dengan membuat akun @aniesbubble adalah 'jalan baru untuk politik anak-anak Gen Z'. Pasalnya, banyak teman-teman seumurannya yang tak tertarik pada isu-isu politik karena dikira menakutkan.
Reaksi positif netizen pun bermunculan setelah munculnya @aniesbubble. “Ini berkah untuk Mas Anies, tanpa bayar buzzer milyaran, masyarakat inisiatif sendiri. Yok ikuti Anies
Bubble," tulis akun @rizallalomboki.
Seperti bola salju, efek @aniesbubble membesar. Netizen yang bersimpati, mengeluarkan dana sendiri memasang videotron di berbagai wilayah Indonesia. Ketika ada pihak menurunkan videotron di Bekasi dan Jakarta, reaksi keras pun muncul dari netizen. Reaksi dan berita tersebar luas. Ini memberi dampak lain. Jika sebelumnya videotron ditonton orang yang melintasi, kini videotron ditonton netizen di seluruh Indonesia.
Efek lain, dua grup komunitas Anies Bubble dan Olppaemi Project – yang sebelumnya memasang videotron di Bekasi dan Jakarta – membuat foodtruck, yang mereka kirim pada acara
Desak Anies di Hallf Pati Unus, Jakarta, Kamis, 18 Januari 2024. Foodtruck sebagai simbol dukungan dari Humanies untuk Anies ini membawa makanan untuk para pendukung Anies. Komunitas ini juga menyediakan souvenir berupa
photocard, sticker, dan standing banner bergambar Anies.
Karakter AbahPanggilan Abah pada Anies Baswedan menyebar cepat ke seluruh Indonesia, tidak hanya di sosial media, tapi juga di masyarakat umum. Dalam berbagai kunjungan, di antaranya di Sorong, Batam, dan Banten baru-baru ini, masyakarat memanggil nama Abah. “Abaaaah, foto Abaaaah ...” Anies menerima panggilan tersebut, terkadang turun dari mobilnya, menyalami pendukung, berfoto. Juga menyalami pendukung pasangan capres lain.
Bagi Anies, sapaan Abah adalah penghormatan. Dia membalasnya sebagai penghormatan pula. Karakter menghormati, memanusiakan, itu pula yang melekat di antaranya pada warga Kampung Bayam, Jakarta Utara. Saat mengunjungi foodtruck di Hallf Pati Unus, Jakarta, Kamis, 18 Januari 2024, bersamaan acara Desak Anies, tiba-tiba seorang pria, memeluk Anies begitu erat. Menangis di pundak Anies.
Patugas pengamanan berupaya memisahkan, dengan tujuan mengamankan calon presiden itu, tapi Anies melarang dan membiarkan pemuda tersebut menumpahkan perasaan di pundaknya.
Pemuda tersebut berasal dari Kampung Bayam, yang dilarang masuk dan menempati rumah susun yang didirikan semasa Anies Gubernur DKI Jakarta. Beberapa warga Kampung Bayam yang memiliki hak atas rumah tersebut, justru dilaporkan ke polisi dengan alasan masuk tanpa izin ke rumah yang seharusnya sudah mereka miliki.
Semasa Gubernur DKI Jakarta, Anies mendirikan rumah susun tiga tower untuk hunian sekitar 604 Kepala Keluarga Kampung Bayam. Rumah susun yang tidak jauh dari Jakarta Internasional Stadium itu, diresmikan Anies 12 Oktober 2022. Warga sudah didata dan mengetahui tempat hunian mereka. Namun, tugas Anies sebagai Gubernur berakhir. Ia tidak lagi memiliki kewenangan untuk menentukan.
Perubahan kepemimpinan Jakarta, mengakibatkan warga Kampung Bayam kehilangan kepastian menempati rumahnya. Warga tidak dapat masuk ke rumah dengan berbagai alasan. Aliran listrik dan air diputus. Warga protes. Sebagian mereka bahkan dilaporkan ke polisi. Mereka menderita, hidup tanpa kepastian.
Kini, mereka menumpukan harapan pada Anies: Abah mereka.
Pemimpin adalah sosok yang dapat dipercaya ketika memegang kekuasaan. Ia menggunakan kekuasaan untuk menyebarkan kebaikan. Anies telah melakukannya, karena itu masyarakat umum -- tidak saja netizen -- menghormatinya dan memanggilnya Abah, simbol kedekatan perasaan, rasa cinta. Tidak mudah mendapat kepercayaan seperti itu, jika pemimpin tidak menggunakan hati nuraninya.
Penulis adalah Doktor Ilmu Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar
BERITA TERKAIT: