Ya, ini semua atraksi politik. Jadi santai saja, nikmati tontonannya.
Prabowo Subianto tadinya diperkirakan bakal berpasangan dengan Muhaimin Iskandar. Lalu muncul nama Erick Thohir dan Gibran Rakabuming Raka sebagai alternatif. Sambil menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Ganjar sempat digunjingkan berpasangan dengan Anies Baswedan, sumbernya orang dalam PDIP sendiri, dasarnya adalah bayangan (khayalan) atau mimpinya. Ada-ada saja.
Ada lagi wacana Sandiaga Uno berpasangan dengan Muhaimin Iskandar. Ini paslon baru. Barusan muncul lagi wacana tentang Anies Baswedan berpasangan dengan Muhaimin Iskandar. Oh ya, nama Surya Paloh juga sempat diwacanakan jadi cawapresnya Anies.
Partai Demokrat melalui jubirnya Herzaky Mahendra Putra, dalam wawancara di kanal TvOneNews menyampaikan unek-uneknya yang menyebut itu sebagai gerak pengkhianatan Partai Nasdem yang diam-diam telah menjalin kesepakatan dengan PKB tanpa sepengetahuan Partai Demokrat sebagai mitra koalisinya sendiri.
Herzaky bilang bahwa Partai Demokrat tidak keluar dari koalisi, tapi merekalah (Nasdem) yang keluar, karena mereka yang berkhianat. Lalu beredar video pencopotan baliho yang ada Anies bersama AHY.
Duh, para politikus senior ini keras juga kata-katanya yang diikuti aksi yang demonstratif. Tapi bukankah saat ini semua, ya semua politisi sedang membuka diri terhadap segala kemungkinan yang ada, dan yang mungkin diadakan demi mengakomodasi kepentingan mereka masing-masing?
Ya tentu bungkusnya atau narasi resminya adalah demi bangsa dan negara, demi kesejahteraan rakyat Indonesia… bla… bla… bla…
Wah, seru ya, dan itulah politik sebagai seni tentang segala kemungkinan. Semua bergerak ke segala ruang kemungkinan. Tapi semua berada dalam batas waktu sampai November 2023. Batas waktu pendaftaran capres dan cawapres. Jadi sabar saja.
Kata Pak Jokowi, "Karena saya melihat ini atraksi politiknya belum selesai. Wira-wiri, sana-sini, saya melihat masih, saya engga tahu, ini partai ini ke sana, partai ini ke sini, ini partai ini ke sana, partai ini ke sini. Ini masih, masih ngalor-ngidul."
Iya, masih ngalor-ngidul, lha wong belum selesai kok, masih berproses, masih dinamis. Tapi anehnya, para pendukungnya masing-masing malah bisa amat fanatik (bak penyembah berhala), siap menggetok kepala kaum “kafir politik”.
Sementara itu berhalanya… eh bacapresnya sibuk wira-wiri kesana dan kesini, ke segala arah yang mungkin.
Maka kita sepakat dengan pesan dari Pak Jokowi barusan, “…sebaiknya masyarakat dan elite politik tidak tergesa-gesa dalam memberikan dukungan politik, karena situasi politik saat ini dinilai masih sangat cair dan mudah berubah.”
Jadi, santai saja bro and sis. Rileks, jangan tegang-tegang, jangan marah-marah. Dan kalau pun ada dari famili kita sendiri yang berbeda pilihan politiknya dengan kita, ya hargai saja.
Katanya kita ini makhluk politik (zoon politicon) yang bersosialisasi secara demokratis.
Ehemm… buktikan dong.
Penulis adalah Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Strategis Perspektif (LKSP) Jakarta
BERITA TERKAIT: