Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

India Menjadi Aktor Strategis di Asia Tenggara

OLEH: VEERAMALLA ANJAIAH*

Rabu, 12 Juli 2023, 12:54 WIB
India Menjadi Aktor Strategis di Asia Tenggara
Bendera ASEAN dan India/Net
DENGAN 1,42 miliar penduduknya dan produk domestik bruto (PDB) sebesar 3,57 triliun dolar AS, India telah aktif menjadi aktor strategis di Asia Tenggara dengan meningkatkan statusnya di Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dari Kemitraan Strategis menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif di tahun 2022.

ASEAN memiliki Kemitraan Strategis Komprehensif, hubungan tingkat tertinggi, dengan China, Amerika Serikat dan Australia.

“Peningkatan status India oleh ASEAN menjadi mitra strategis komprehensif merupakan pengakuan atas peran India yang semakin besar di Indo-Pasifik yang lebih luas. Diharapkan untuk memperluas pijakan India dalam geografi yang penting untuk menyeimbangkan pertemuan maritim yang muncul antara samudra Hindia dan Pasifik,” tulis Rathindra Kuruwita, seorang jurnalis Sri Lanka, baru-baru ini di majalah The Diplomat.

Tahun lalu, India dan ASEAN merayakan 30 tahun hubungan persahabatan dan mendeklarasikan 2022 sebagai Tahun Persahabatan ASEAN-India.

Perdana Menteri India Narendra Modi memuji hubungan dinamis India-ASEAN.

“Sejarah adalah saksi bahwa India dan ASEAN memiliki hubungan yang dinamis selama ribuan tahun. Nuansa itu terlihat dalam nilai-nilai, tradisi, bahasa, teks, arsitektur, budaya, makanan kita bersama dan, oleh karena itu, persatuan serta sentralitas ASEAN selalu menjadi hal yang penting bagi India,” ujar Modi di tahun 2021.

Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar yang tengah menghadiri ASEAN Ministerial Meeting/Post Ministerial Meeting ke-56 di Jakarta menggambarkan ASEAN sebagai mercusuar regionalisme.

“(ASEAN), yang selalu berdiri tegak sebagai mercusuar regionalisme, multilateralisme dan globalisasi,” tutur Jaishankar.

India sangat mendukung ASEAN yang kuat, bersatu dan makmur. India sepenuhnya mendukung persatuan dan sentralitas ASEAN dalam urusan regional.

Perdagangan India dengan negara-negara ASEAN meningkat menjadi 131,57 miliar dolar AS pada tahun 2022, lompatan besar dari 77 miliar dolar AS pada tahun 2019. Perdagangan India dengan ASEAN jauh lebih besar daripada perdagangannya dengan China, AS dan Uni Eropa (UE).

Dengan pertumbuhan globalnya, India kini secara aktif mendukung saingan China di Asia Tenggara.

Baru-baru ini, India telah menandatangani kesepakatan senjata dengan Vietnam, memberikan dukungan penuh kepada Filipina dalam perselisihannya dengan China di Laut China Selatan (LCS) serta meningkatkan kerja sama pertahanan dengan Indonesia.

Pada bulan Mei 2023, Menteri Pertahanan Vietnam Phan Van Giang mengunjungi New Delhi dan bertemu dengan rekannya dari India Rajnath Singh. Selama pertemuan ini, India mengumumkan akan mentransfer korvet rudal ke Angkatan Laut Vietnam untuk meningkatkan keamanan maritim.

“Kedua belah pihak juga dilaporkan membahas peningkatan pelatihan untuk personel militer Vietnam yang mengoperasikan kapal selam dan jet tempur, serta kerja sama keamanan siber dan peperangan elektronik. Ada juga spekulasi yang sedang berlangsung bahwa Vietnam akan segera membeli rudal jelajah BrahMos India, yang diproduksi bersama dengan Rusia dan dapat mempersulit operasi militer China di laut yang disengketakan. Untuk memperkuat hubungan lebih lanjut, Hanoi dan New Delhi juga telah mempertimbangkan kesepakatan perdagangan potensial,” tulis Derek Grossman, analis pertahanan senior di Rand Corp., beberapa waktu lalu di majalah Foreign Policy.

India terus berkembang dan semakin dalam dengan kemitraan strategisnya dengan Filipina, negara penuntut utama lainnya di LCS.

Tahun lalu, Filipina membeli sistem rudal BrahMos senilai 375 juta dolar AS dari India. Filipina kini ingin memperluas kerja sama militer dengan India lebih jauh.

Bulan lalu, Sekretaris Negara Filipina (Menlu) Enrique Manalo mengunjungi India untuk menghadiri pertemuan Komisi Gabungan Bilateral ke-5 untuk Kerjasama Bilateral. India telah membuat pernyataan yang kuat tentang klaim China di LCS.

“Untuk pertama kalinya, India mengakui keabsahan putusan arbitrase tahun 2016 oleh Permanent Court of Arbitration (PCA) di Den Haag yang mendukung klaim kedaulatan Filipina atas China di Laut China Selatan. Dalam pertemuan tersebut, Jaishankar mengulangi seruan India pada China untuk menghormati keputusan ini. Kedua belah pihak selanjutnya berjanji untuk meningkatkan kemitraan pertahanan mereka melalui peningkatan interaksi antara badan-badan pertahanan dan dengan mengirimkan atase pertahanan India ke Manila. India juga menawarkan jalur kredit lunak ke Filipina untuk membeli peralatan pertahanan India,” ungkap Grossman.

Kedua negara menyepakati perlunya penyelesaian sengketa secara damai sesuai dengan hukum internasional khususnya Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 dan Putusan Arbitrase PCA 2016 tentang LCS.

Pada tahun 2021, Angkatan Laut India melakukan latihan bilateral dengan Filipina. Di tahun 2019, India mengikuti latihan angkatan laut bersama di LCS dengan Jepang, Filipina dan AS

Hubungan India dengan Indonesia, negara tetangga maritimnya, tumbuh sangat cepat dalam beberapa tahun terakhir. Kini Indonesia menjadi Mitra Strategis Komprehensif India.

Dengan perdagangan senilai 38,84 miliar dolar AS pada tahun 2022, Indonesia adalah mitra dagang terbesar India di Asia Tenggara. Bagi Indonesia, India merupakan negara tujuan ekspor terbesar keempat setelah China, AS dan Jepang.

Pada tahun 2018, Indonesia dan India menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan yang baru. Kedua negara meluncurkan latihan angkatan laut baru, Samudra Shakti, yang memasukkan komponen perang. Sejak itu, kedua negara telah melakukan empat ronde, yang terakhir dilakukan pada bulan Mei dan memprioritaskan operasi anti-kapal selam.

Pada bulan Februari 2023, kapal selam konvensional kelas Kilo India melakukan kunjungan pelabuhan pertama di Jakarta, mengirimkan sinyal yang mengkhawatirkan ke banyak orang.

Angkatan Laut India telah lebih jauh membantu Indonesia dalam operasi kemanusiaan dan bantuan bencana, terutama setelah gempa bumi dan tsunami Sulawesi yang melanda Palu pada tahun 2018. Kedua negara juga menjajaki potensi kerja sama angkatan udara. Indonesia dengan serius mempertimbangkan untuk membeli rudal BrahMos dari India.

India dan Indonesia juga bekerja sama dalam pengembangan infrastruktur seperti perluasan dan pengembangan pelabuhan di Sabang, Aceh.

India aktif mengembangkan hubungannya dengan Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Kamboja, Laos, Singapura dan Myanmar.

India juga menyambut baik ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) dan siap membantu negara-negara ASEAN. India juga merupakan anggota Dialog Keamanan Segiempat (QUAD) bersama dengan AS, Jepang dan Australia.

India ingin memperdalam hubungannya dengan ASEAN di lima bidang.

“Karena kami telah menjadi mitra strategis komprehensif ASEAN, kami berharap dapat memperdalam hubungan kami di lima bidang yang luas. Pertama, keamanan maritim termasuk proyek di bawah Pernyataan Bersama tentang AOIP, manajemen bencana, tanggap darurat; kedua, keamanan dunia maya, tekfin, ekonomi digital; ketiga, pembangunan berkelanjutan, energi terbarukan, kota pintar, dll.; keempat, pariwisata dan konektivitas antar masyarakat; dan terakhir isu-isu regional dan global yang menjadi perhatian bersama,” papar Jayant N. Khobragade, Duta Besar India untuk ASEAN, belakangan ini di Jakarta.

Sejarah Hubungan antara India dan ASEAN

Hubungan India dengan ASEAN merupakan pilar utama kebijakan luar negeri India dan landasan dari Kebijakan Bertindak ke Timurnya.

Hubungan antara India dan ASEAN telah berkembang dari Kebijakan Melihat ke Timur yang diumumkan pada awal 1990-an yang membawa India menjadi Mitra Sektoral ASEAN pada tahun 1992, mitra Dialog pada tahun 1996, dan Mitra tingkat KTT pada tahun 2002.

Peningkatan kemitraan ini menjadi Kemitraan Strategis selama perayaan KTT Peringatan 20 tahun di New Delhi pada tahun 2012 merupakan akibat wajar dari pertumbuhan hubungan India-ASEAN.

Kemitraan Strategis India-ASEAN memperoleh momentum baru dengan pengumuman Kebijakan Bertindak ke Timur selama KTT ke-12 pada tahun 2014. Kebijakan ini menyampaikan maksud yang jelas dari pihak India untuk meningkatkan keterlibatannya dengan ASEAN. Kebijakan Bertindak ke Timur menekankan konektivitas, perdagangan dan budaya sebagai area fokus tindakan untuk integrasi ASEAN-India yang lebih besar.

India telah membentuk Misi terpisah untuk ASEAN di Jakarta pada bulan April 2015 dengan Duta Besar khusus untuk memperkuat keterlibatan dengan proses ASEAN dan ASEAN-sentris.

Pada tahun 2022, hubungan tersebut ditingkatkan dari Kemitraan Strategis menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif.

ASEAN dan India memiliki populasi gabungan sebesar 2,09 miliar orang dan gabungan PDB sebesar 7,37 triliun dolar AS. Tidak diragukan lagi, dengan pertumbuhan perdagangan, kerja sama pertahanan, pertukaran budaya dan pendidikan dengan beberapa negara anggota ASEAN, India telah menjadi pemain berpengaruh di Asia Tenggara. rmol news logo article

Penulis adalah wartawan senior yang berdomisili di Jakarta

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA