Tahun 2022 telah pergi dengan membawa beberapa episode penting dalam kehidupan berbangsa, antaranya di tahun itulah pandemi Covid-19 mulai perlahan meninggalkan kita. Berbagai event yang melibatkan kerumunan, seperti kegiatan olahraga sudah boleh dihadiri penonton, perayaan hari besar keagamaan pun mulai dilakukan seperti sebelum pandemi, kegiatan mudik pun sudah tak menghadapi pembatasan, dan berbagai kegiatan lainnya.
Berbagai kegiatan yang tadinya bersifat
online, mulai kembali dilakukan secara
offline, seperti masa sebelum pandemi. Sudah banyak perkantoran dan perusahaan yang kembali menerapkan kehadiran fisik bagi karyawannya. Begitu pula di sektor pendidikan, anak-anak kita sudah mulai melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.
Pandemi Covid-19 TerkendaliKita patut angkat topi atas kerja keras pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang telah mampu mengendalikan pandemi, tanpa merusak kehidupan ekonomi nasional. Keberhasilan penanganan pandemi serta berjalannya roda ekonomi itu pun banyak menuai pujian dunia, salah satunya dalam rilis data Johns Hopkins University yang menyatakan Indonesia sebagai salah satu negara terbaik di dunia dalam menangani Pandemi Covid-19.
Walaupun pandemi telah mampu diredam dengan baik, namun pemerintah terlihat terus waspada, di mana sepanjang tahun 2022 pemerintah tetap menerapkan standar prosedural pandemi dalam bentuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), meski dalam skala paling minimal, seperti tetap memakai masker dan menjaga jarak aman antar warga.
Hingga akhirnya Presiden Jokowi memutuskan untuk menghentikan PPKM mulai Jumat (30/12). Seiring dengan makin kecilnya angka
positivity rate mingguan,
bed occupancy rate, serta angka kematian. Dengan dicabutnya kebijakan itu, maka sudah tidak ada lagi pembatasan kerumunan dan pergerakan masyarakat.
Makin terkendalinya pandemi Covid-19 menjadi angin segar bagi
recovery ekonomi nasional yang di tahun 2020/2021 sempat mengalami resesi. Di mana sepanjang tahun 2022, perekonomian nasional ditandai dengan trend pertumbuhan yang positif dari 5,01 persen di kuartal I naik menjadi 5,72 persen di kuartal III.
Kondisi ekonomi domestik yang stabil di tahun 2022 itu patut kita syukuri, walaupun secara bersamaan perekonomian global sedang menghadapi ketidakpastian seperti krisis energi, pangan, dan inflasi tinggi setelah meletusnya perang Rusia dengan Ukraina. Pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2022 pun hanya mencapai 3,2 persen, berimbas dengan adanya 16 negara yang menjadi "pasien" IMF dan 28 negara lainnya mengantre untuk mendapatkan bantuan pendanaan dari IMF.
Keberhasilan kinerja perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global inilah yang mendorong IMF dan Bank Dunia melihat Indonesia sebagai titik terang di tengah wajah dunia yang suram. Pencapaian kinerja ekonomi bangsa ini menghadapi masa sulit pandemi dan geopolitik akibat perang Rusia-Ukraina sepanjang 2022 patut disyukuri oleh semua elemen masyarakat. Sikap bersyukur itu setidaknya telah terlihat dari tingginya tingkat kepuasan masyarakat atas kerja pemerintah.
Sukses Presidensi G20Tahun 2022 juga menjadi penanda keberhasilan Indonesia dalam percaturan politik internasional, sebagai Presiden G20. Suksesnya pelaksanaan pertemuan puncak G20 di Bali 15-16 November 2022 menjadi sorotan utama dunia. Mengingat pertemuan puncak tersebut berlangsung di tengah situasi ekonomi dan geopolitik global yang penuh ketegangan dan ketidakpastian akibat pandemi dan perang Rusia dan Ukraina.
Kita bersyukur posisi sebagai Presidensi G20, telah memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan capaian dalam menangani pandemi, meningkatkan kepercayaan investor terhadap ketahanan ekonomi di dalam negeri, serta potensi Indonesia dalam mempraktikkan kepemimpinan global di tengah berkecamuknya perang Rusia dan Ukraina.
Sejak memegang Presidensi G20 pada 1 Desember 2021, Indonesia mampu menggaungkan ide yang diusung dalam tema "
Recover Together Recover Stronger". Tema itu setidaknya telah memberi pesan yang sangat dalam bagi global untuk bersama pulih dari pandemi, sebagaimana Indonesia yang telah berhasil bangkit setelah sempat dihantam resesi akibat pandemi.
Telah banyak hal positif yang tercapai selama Indonesia memimpin G20 dan membuahkan pujian dari komunitas internasional. Di mana untuk pertama kalinya G20 dapat menghadirkan daftar kerja sama konkret, seperti memperkuat ketahanan kesehatan global, antara lain melalui dibentuknya
Pandemic Fund, yang jumlahnya terus bertambah. G20 juga berkomitmen untuk melakukan transisi energi, termasuk melalui kolaborasi pendanaan teknologi.
Pertemuan puncak G20 secara umum juga menghasilkan kesepakatan seluruh negara terhadap 52 poin "
Leader’s Declaration" yang dibacakan pada forum tersebut. Secara garis besar poin-poin tersebut terdiri dari permasalahan global mengenai ketegangan geopolitik, kesehatan, perubahan iklim, isu krisis pangan, hingga transformasi digital. Melalui kesepakatan ini, seluruh anggota G20 berkomitmen untuk berusaha bersama-sama pulih dari krisis yang tengah dihadapi sesuai dengan tema "
Recover Together, Recover Stronger".
Keberhasilan pemerintah dalam penyelenggaraan pertemuan puncak pemimpin kelompok negara G-20, tentu akan meningkatkan peran strategis Indonesia dalam tingkat global yang diharapkan membawa dampak positif bukan saja dalam kepemimpinan global namun juga dalam perekonomian nasional, terutama peningkatan investasi dan perdagangan, yang hasilnya akan dituai pada tahun 2023 nanti.
Situasi Pandami Covid-19 yang makin terkendali, peran kepemimpinan global Indonesia yang meningkat, dan trend pertumbuhan ekonomi yang positif sepanjang 2022 itu merupakan modal berharga untuk memasuki tahun 2023 dengan penuh optimis.
Namun modal besar itu harus pula dibarengi dengan makin kuatnya bangsa ini bersatu dalam menghadapi berbagai tantangan di tahun 2023 ini. Mengingat gerak kemajuan bangsa ini dalam menghadapi tantangan, harus dikerjakan bersama-sama.
*
Penulis adalah Wakil Ketua DPD RI
BERITA TERKAIT: