Teman-teman tahu: saya baru pulang dari Solo.
Saya baru selesai mengikuti
online meeting dengan panitia musyawarah nasional sebuah asosiasi profesi yang beranggotakan 8.000 orang saat pesan itu masuk seperti rentetan tembakan. Mendadak saya merasa adem panas.
Pesan beruntun itu hilang dari ingatan saya tak lama kemudian karena taksi yang saya pesan sudah tiba. Saya harus segera mengikuti
offline meeting di RS Fatmawati.
Akhir bulan ini, Jagaters harus mengelola pelatihan
online selama tiga hari berturut-turut. Tema pelatihannya: tatalaksana penanganan penderita diabetes. Pesertanya 1.000 tenaga kesehatan se-Kalimantan Barat.
Host acara ini RS Al-Qadri Pontianak.
Sepanjang perjalanan saya harus melayani beberapa telepon yang masuk. Ada
event organizer yang butuh studio besar untuk menggelar
virtual music show merayakan ulang tahun kemerdekaan tepat pada tanggal 17 Agustus mendatang.
Ada lagi yang menelepon, boss perusahaan MICE. Ia mencari partner untuk menyelenggarakan
virtual exhibition selama dua minggu berturut-turut mulai akhir Agustus mendatang.
Ada juga pelanggan lama yang menghubungi. Ia perlu menyewa 20
video conference system untuk pelatihan di perusahaannya selama empat hari pada akhir Juli mendatang.
Tidak terasa, tahu-tahu taksi sudah sampai di RS Fatmawati. "Mau ketemu siapa?" tanya seorang dokter ketika tahu saya celingak-celinguk di depan lobi.
"Mau
meeting dengan dokter Ida Ayu untuk rencana webinar diabetes," jawab saya.
"Oh, beliau di ruangan penyakit dalam. Masuk saja dan naik ke lantai dua," katanya.
Sehabis ashar, saya baru sampai lagi di Studio Jagaters Tebet Timur Dalam. Saya harus menjawab beberapa email yang masuk.
Dari semua email, ada satu yang tidak bisa saya jawab: Email dari Servier. Perusahaan farmasi asal Prancis itu meminta saya menjawab qusioner sebagai calon vendor
video conference dalam bahasa Inggris.
Matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Tiba-tiba saya ingat: Sudah seharian saya belum makan.
Entah mengapa, badan saya terasa mulai demam. Seketika saya ingat lagi pesan teman-teman tadi pagi. Jangan-jangan....
Sebungkus nasi dengan lauk ikan gurami bakar langsung tandas dalam hitungan menit. Dua gelas kopi Arabica Gunung Halu yang saya seduh dengan saringan bambu dan saringan batu melengkapi "kemewahan" makan malam saya.
Perlahan tapi pasti. Saya merasa badan kembali normal. Ternyata saya hanya kelaparan.
BERITA TERKAIT: