Program kunjungan ke Jepang sebulan penuh diinisiasi oleh PM Nakasone mulai tahun 1984 sampai dengan sekarang. Menurut catatan, saat ini tercatat lebih 4000 alumni program yang terkenal dengan nama Nakasone Programme.
Mereka tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Ada beberapa duduk di pemerintahan. Seperti Menperin sendiri, Mendagri Tjahjo Kumolo (1984), politisi Ruhut Sitompul, Teguh Juwarno, Darul Siska, mantan Dubes RI di Hongaria Wening Esthyprobo, dan petinggi Astra Pongki Pamungkas.
Kunjungan pengurus Kappija tadi untuk mengundang Menperin membuka acara “Regional Leaders Forum†awal Oktober di Bali. RLF akan dihadiri seratus peserta dari ASEAN dan Jepang. Selain itu, mereka juga melaporkan berbagai program kerja, termasuk rencana munas Kappija bulan Desember yang akan datang.
Saat ini Kappija dipimpin oleh Mulyono Loji selaku Presiden dan Wilson Lalengko sebagai Sekjen. Turut hadir dalam kunjungan tadi, antaranya Affan Pasaribu, Afdal, dan Seni Asiati Basin.
Pertemuan diwarnai derai tawa cerita nostalgia di masa-masa mengikuti program itu.
Kebetulan, saya dan Airlangga satu angkatan pada tahun 1985. Satu kelompok juga: Youth Leader. Dan, satu grup: Gohang Group. Alias group pemakan nasi. Tak bisa makan tanpa nasi.
"Grup paling jahil," kata Airlangga.
Sebulan penuh berada di Jepang memang menyimpan banyak kenangan. Terutama pada masa homestay selama tiga malam tinggal di rumah penduduk di luar Tokyo.
Ada teman yang nahas. Dapat tuan rumah peminum sake. Acaranya tiap malam dia dibawa minum-minum sake oleh ayah angkatnya.
Ada juga yang tiga hari tidak bisa buang air besar hingga demam. Kamar mandi orang Jepang umumnya kering. Hanya ada tisu. Mandinya sekali sehari bareng-bareng dalam satu bak mandi. Kawan membayangkan itu rupanya.
"Saya tinggal di rumah orang Jepang yang punya kuil. Walhasil tiap hari cuma lihat orang sembahyang di kuil,†kenang Pak Menteri yang waktu itu masih berstatus mahasiswa di UGM.
Penulis adalah Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)
BERITA TERKAIT: