Namun asumsi sumber pendanaan yang seperti itu tergolong tidak layak dari sudut pandang penelitian ilmiah. Kebenaran hasil survei secara ilmiah bukan ditentukan oleh penyandang dana, melainkan oleh kekokohan teknik
sampling dan taraf nyata kesalahan jumlah sampel.
Akan tetapi, penggunaan asumsi kesalahan atas dasar sumber dana survei, yang seperti itu tergolong sangat masuk akal dari sudut pandang kepentingan politik praktis.
Persepsi asumsi politik praktis terjadi, apabila politik praktis dipandang berpijak pada nafsu berkuasa. Pijakan berupa ketiadaan kebijakan yang tidak senantiasa terjamin bertindak bijaksana.
Pandangan seperti ini menjadi sebuah realita dunia nyata, bahwa kebenaran atas sudut pandang orang banyak sebagai arus utama itu tidak selalu menang.
Kisah sejarah bumi dipandang berbentuk bulat seperti bentuk bulan dan matahari, itu telah membuat kebenaran atas suara terbanyak yang meyakini bumi berbentuk datar telah dikalahkan oleh validitas astronot yang pergi ke bulan. Dalam perjalanan astronot menjauhi bumi, maka bumi semakin terlihat berbentuk bulat, seperti bentuk bulan dan matahari.
Titik kritis hasil survei pilpres berada pada pengumuman quick count. Siapa yang terlebih dahulu mengumumkan kemenangan hasil quick count. Peluang perbedaan antara hasil survei arus utama pra pemilu dengan quick count terletak pada pengumuman hasil sementara di tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Apabila surveyor menggunakan teknik
sampling yang tepat dan taraf nyata kesalahan jumlah sampel yang kecil tertoleransi, maka kredibilitas “kebenaran†hasil survei arus utama akan teruji pada momentum quick count tersebut.
Pendekatan aspek hukum sebagai pengontrol hasil quick count terletak pada pemenuhan legalitas dan rekam jejak lembaga survei quick count. Dalam hal ini integritas KPU, Bawaslu, Kemendagri, Kemenkumham, TNI, dan Polri menjadi penentu terhadap keutuhan NKRI.
Meskipun demikian, loyalitas pasangan Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi untuk bersedia berlapang dada mengakui hasil survei quick count lebih menentukan dalam momentum pengumuman pengakuan posisi sementara kemenangan pilpres yang tidak kalah penting dibandingkan institusi tersebut.
Latar belakang gerakan melawan hasil survei arus utama terjadi, pertama, karena semula Basuki Tjahaja Purnama diyakini menang, namun kalah dalam pilkada. Demikian pula dengan pilkada lain, yang menunjukkan arus minoritas mengoreksi arus utama.
Kedua, informasi perbedaan kemeriahan kampanye dan rumor “kekurangnetralan†kelembagaan pemilu.
Ketiga, petahana meraih elektabilitas jauh di bawah 85 persen, sekalipun kinerja petahana dikampanyekan berprestasi terbaik sepanjang kemerdekaan NKRI.

Sugiyono Madelan
Peneliti Indef dan pengajar Universitas Mercu Buana
BERITA TERKAIT: