Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kerjasama Tekun-Cerdas Peraih Nobel Kimia

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/tatang-muttaqin-5'>TATANG MUTTAQIN</a>
OLEH: TATANG MUTTAQIN
  • Senin, 29 Januari 2018, 11:56 WIB
Kerjasama Tekun-Cerdas Peraih Nobel Kimia
Bernard Lucas Feringa/Net
DI akhir masa studi saya di Rijksuniversiteit Groningen (RUG), terjadi kesemarakan suasana kampus karena salah satu mahagurunya dinobatkan menjadi peraih hadiah paling prestisius di planet ini, Nobel. Adalah Bernard Lucas Feringa yang lebih beken dengan panggilan Ben Feringa meraih Nobel Kimia bersama ilmuwan Perancis, Jean-Pierre Sauvage dan ilmuwan Inggris Sir J. Fraser Stoddart.

Kehebohan ini tak hanya terjadi di kalangan mahasiswa di RUG namun juga merambat ke keluarga dan masyakarat di kota ujung utara Belanda ini sehingga isteri saya-pun bertanya, "temuan apa yang dicapai oleh para peraih Nobel yang ramai diperbincangkan?". Tentu saja saya tak bisa menjawab dengan fasih karena saya tak punya latar belakang kimia, bahkan tak pernah belajar di laboratorium IPA semasa SMP dan SMA. Setelah menyimak obrolan dan beragam liputan media saat itu, serta menyimak kuliah umum Ben Feingan di Aula Balai Kota Groningen, saya coba jelaskan ke isteri dan anak-anak, bahwa orang yang terus ada di koran dan majalah kampus tersebut telah menemukan landasan mesin super cilik atau nano-car yang ukurannya seperseribu helai rambut.

Ke depannya, nano-car ini dapat memacu pengembangan sektor lainnya, seperti pencarian bahan baru, sensor, system penyimpanan energi dan lain-lain. Dalam bidang kesehatan misalnya, nano-car ini dapat dimanfaatkan untuk mengantar obat untuk melawan kanker ke titik sel utamanya sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada sel lainnya. Luar biasa akan sangat bermanfaat untuk kemanusiaan sebagaimana harapan Ben Feringa dalam sambutannya atas temuan mesin molecular yang berukuran seperseribu helai rambut ini.

Ukuran super mini ini mengingatkan saya pada konsep ash-Shirath yang sangat popular dalam alam pikir umat Islam sehingga sutradara Chaerul Umam memilihnya jadi judul film terbaiknya “Titian serambut dibelah tujuh” yang berkisah tentang guru muda bernama Ibrahim yang ingin memperbaiki kondisi suatu kampung yang sangat sulit dan penuh perangkap. Dalam keterbatasannya, sebagian masyarakat mendefinisikan sesuatu yang sangat kecil dan musykil seperti berjalan di atas jalan berukuran sepertujuh helai rambut. Beberapa hadist mengupasnya, sebagai contoh hadits Bukhari dan Muslim: "Maka dibuatlah Ash-Shirath di atas jahannam….". Lalu hadist Muslim lainnya: "Dan diutus amanah dan kekerabatan, maka keduanya berdiri di kedua tepi Ash-Shirath….", serta hadits yang berbunyi "Sampai kepadaku bahwa jembatan ini (ash-shirath) lebih lembut dari rambut dan lebih tajam dari pedang". (HR Muslim).

Temuan para peraih Hadiah Nobel mendekonstruksi pemahaman tentang konsep supermini rambut dibelah tujuh menjadi motor robot seukuran sambut dibelah seribu. Tentu saja bukan konsep yang telah dicapai, namun juga produk yang akan dihasilkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan termutakhir yang akan berkontribusi pada perubahan pikir dan peradaban umat manusia. Temuan yang luar biasa Trio peraih nobel, sebenarnya sudah diterawang peraih Nobel Fisika, Richard Feynman dalam ceramahnya bertajuk "there’s plenty of room at the bottom" tentang mesin yang super kecil 1.000 kali lebih tipis dari sehelai rambut.

Nano-car terwujud dari tahapan penelitian yang rumit dan memakan waktu lebih kurang 30 tahun hingga benar-benar bisa diaplikasikan. Dimulai ketika Jean-Pierre Sauvage mendapat inspirasi dari bidang yang berbeda, fotokimia. Dari sini, Sauvage menciptakan dua cincin molekuler yang dapat dimanipulasi dengan mudah dan dimodifikasi sedemikian rupa sehingga bisa bergerak mengelilingi satu sama lain. Sementara itu, Stoddart mengembangkan salah satu kreasi roda molekuler yang dapat berputar dengan poros tertentu dan bergerak didayai oleh tumbukan molekul di sekitarnya. Sebagai penyempurna, Ben Feringa memproduksi motor molekul pertama dengan menggunakan sejumlah trik pintar untuk mendapatkan itu berputar dalam satu dan arah yang sama. Temuan ini mampu melahirkan nano-car (mobil nano) yang bisa bergerak di lintasan mikroskopik dan mampu membawa muatan tertentu.

Sebagaimana penerawangan Feynman bahwa mesin super kecil akan membawa perubahan besar dan masa depan cerah. Di Jerman mesin super kecil ini memungkinkan ilmuwan membuat senyawa anti-kanker combretastatin A-4 yang dijanjikan menyembuhkan kanker tanpa merusak sel sehat. Di samping berpotensi sangat mulia untuk kemanusiaan, temuan ini juga bisa menjadi malapetaka kemanusiaan jika disalahgunakan sehingga dalam sambutannya di kampus Zernike RUG, Feringa menyampaikan bahwa penemuan nano-car harus dipastikan dipergunakan sebaik-baiknya untuk tujuan kemanusiaan.

Di balik pencapaian nano-car yang menakjubkan, tersirat beberapa pesan penting untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Pertama, capaian yang mengagumkan lahir dari konsistensi, konsentrasi dan ketekunan para ilmuwan dalam melakukan penelitian yang berkesinambungan selama lebih kurang 30 tahunan. Kedua, di era keterkaitan, ilmuwan perlu bekerja sama lintas ilmu dan bidang sehingga mampu memotret realitas secara utuh dan komprehensif. Ketiga, interaksi lintas disiplin terbukti banyak menginsiprasi para ilmuwan untuk menemukan capaian yang tidak biasa. [***]

Penulis adalah Fellow di Groningen Research Centre for Southeast Asia and ASEAN dan anggota the James Coleman Associations

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA