Komisi X Dorong Layanan Psikososial untuk Siswa Korban Bencana di Sumatera

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Senin, 08 Desember 2025, 12:41 WIB
Komisi X Dorong Layanan Psikososial untuk Siswa Korban Bencana di Sumatera
Dampak bencana di wilayah Sumatra akibat banjir bandang. (Foto: Humas BNPB)
rmol news logo Komisi X DPR RI menilai bahwa penanganan pascabencana hidrometeorologi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat tidak bisa hanya berhenti pada pemulihan bangunan sekolah. Mereka mendesak pemerintah memberikan perhatian khusus pada kondisi psikologis para siswa yang terdampak.

Wakil Ketua Komisi X, Kurniasih Mufidayati, menegaskan bahwa proses belajar mengajar di tiga wilayah tersebut tidak berjalan normal. Selain gedung sekolah yang rusak, anak-anak juga kehilangan rasa aman.

“Kerusakan sekolah tidak hanya meruntuhkan ruang belajar, tapi juga mengguncang ketenangan batin anak-anak,” ujar Kurniasih dalam keterangannya, Senin, 8 Desember 2025.

Ia menekankan bahwa banyak murid mengalami tekanan mental setelah melalui peristiwa ekstrem. 

“Mereka baru saja melewati pengalaman traumatik - terjebak banjir, kehilangan barang-barang keluarga, bahkan harus tinggal di pengungsian,” katanya.

Data Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah mencatat 1.009 sekolah terdampak di tiga provinsi: 310 di Aceh, 385 di Sumut, dan 314 di Sumbar. 

Sementara laporan dari lembaga-lembaga kemanusiaan menunjukkan banyak anak di posko pengungsian mulai menunjukkan gejala stres, seperti mudah menangis, takut berpisah dari orang tua, sulit tidur, dan kehilangan konsentrasi.

Karena itu, Kurniasih mengingatkan bahwa pembelajaran darurat di pengungsian tidak bisa disamakan dengan sekolah biasa. 

“Fasilitas boleh sederhana, tapi pendekatannya harus ramah psikologis. Anak-anak membutuhkan aktivitas pemulihan, bukan tekanan,” tegasnya.

Ia mendorong pemerintah daerah menggandeng konselor sekolah, psikolog, relawan MHPSS, dan para pendidik untuk menghadirkan kegiatan seperti trauma healing, kelas kreatif, seni, hingga permainan yang terstruktur.

Tidak hanya siswa, para guru pun ikut terdampak. 

“Ada guru yang kehilangan rumah dan asetnya, tapi tetap mengajar di pengungsian. Beban stres mereka berat dan tidak boleh diabaikan,” tambah Kurniasih. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA