Kasus Bayi Dikubur Hidup-Hidup Cerminan Kompleksitas Masalah Sosial

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-alfian-1'>AHMAD ALFIAN</a>
LAPORAN: AHMAD ALFIAN
  • Sabtu, 08 November 2025, 17:41 WIB
Kasus Bayi Dikubur Hidup-Hidup Cerminan Kompleksitas Masalah Sosial
Tim Nihayah Center memberikan bantuan dan pendampingan psikologis kepada keluarga korban bayi dikubur hidup-hidup. (Foto: Humas PKB)
rmol news logo Wakil Ketua Komisi IX DPR, Nihayatul Wafiroh atau akrab disapa Nduk Nik, mengaku sangat prihatin atas tragedi bayi yang dikubur hidup-hidup oleh orang tuanya di Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Menurutnya, peristiwa memilukan ini mencerminkan betapa kompleksnya persoalan sosial di pedesaan, yang tidak hanya menyangkut kemiskinan, tetapi juga masalah mental, psikologis, dan lemahnya sistem pendampingan keluarga.

“Alasan orang tua tega mengubur bayinya karena malu memiliki anak banyak menunjukkan betapa masih kuatnya tekanan sosial dan minimnya pemahaman masyarakat terhadap pengasuhan, nilai kehidupan, dan pentingnya perencanaan keluarga,” ujar Nduk Nik dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 8 November 2025.

Ia meminta pemerintah daerah tidak menutup mata terhadap kejadian seperti ini. Sebab, ini bukan sekadar masalah hukum, tapi juga pendidikan parenting, pendekatan psikologis, dukungan keluarga, dan penguatan nilai di komunitas pedesaan.

Dia menyebut, kasus ini harus menjadi alarm bagi pemerintah untuk memperkuat sosialisasi dan edukasi program Keluarga Berencana (KB) hingga pelosok desa. 

Lemahnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat KB, katanya, sering berujung pada tekanan sosial, ketimpangan ekonomi, bahkan gangguan psikologis.

“KB bukan hanya soal menunda kehamilan, tapi juga tentang bagaimana keluarga mampu merencanakan masa depan anak-anaknya dengan sehat, bahagia, dan berdaya,” ujarnya.

Sebagai bentuk keprihatinan, Nduk Nik langsung memerintahkan Tim Nihayah Center memberikan bantuan dan pendampingan psikologis kepada keluarga korban, sekaligus pelatihan parenting dasar. 

“Kami berharap kejadian serupa tidak lagi terulang, dan masyarakat di desa memiliki pemahaman serta keberanian untuk mencari bantuan bila menghadapi tekanan,” kata Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa itu.

Sebelumnya, seorang ibu bernama Solehak (33), warga Dusun Krajan, Desa Alasbuluh, diduga mengubur bayinya hidup-hidup setelah melahirkan sendiri di rumah. 

Bayi malang itu dibungkus menggunakan keset, lalu dikubur di lubang sedalam sekitar 15 sentimeter dan ditutup sampah untuk menyamarkan gundukan tanah. Polisi telah menetapkan Solehak sebagai tersangka. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA