Langkah Presiden yang telah merespons aspirasi petani dengan menaikkan HET beras dari Rp12.500 menjadi Rp13.500 merupakan kabar baik bagi petani yang selama ini mengeluhkan rendahnya harga jual beras.
“Pertama, saya bersyukur dan memberikan apresiasi terhadap Bapak Presiden Prabowo yang telah mendengarkan keluhan petani. Kenaikan HET Beras ini adalah bentuk kehadiran negara, agar petani mendapatkan harga yang pantas untuk menyejahterakan hidupnya,” ujarnya dalam keterangan resminya, Jumat 26 September 2025.
Selain soal harga beras, Novita juga menyoroti pentingnya pengawasan kualitas (QC) distribusi pangan hingga sampai ke masyarakat. Ia menerima banyak aspirasi agar Food Station bersama Satgas Pangan melakukan pembinaan yang lebih ketat, terutama untuk menjaga mutu beras di tingkat konsumen akhir.
Menurutnya, pemerintah juga harus memastikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tidak hanya berperan sebagai perpanjangan rantai pasok, tetapi juga menjadi mitra strategis yang mendapat pembinaan langsung.
“Di dalam BUMD banyak buruh yang menggantungkan hidupnya. Pemerintah harus hadir membimbing sekaligus mengawasi, agar BUMD bisa kembali beroperasi optimal dengan tata kelola yang sehat,” tegas Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PDIP ini.
Lebih lanjut, Novita juga menekankan bahwa perjuangan petani di daerah harus terkoneksi dengan rantai pasok nasional. Sebagai wakil rakyat dari Dapil Jatim VII (Mataraman), ia memastikan hasil pertanian dari wilayahnya dapat terserap secara maksimal dan berkontribusi pada ketahanan pangan Indonesia.
BERITA TERKAIT: