Demikian dikatakan Dosen FISIP Universitas Indonesia (UI) sekaligus pengamat politik, Prof Chusnul Mariyah dalam diskusi publik bertema "Urgensi Perubahan dan Revitalisasi PPP sebagai Kekuatan Politik Umat" di kawasan Cilandak Jakarta Selatan pada Jumat 19 September 2025.
Chusnul secara terbuka merasa prihatin, karena untuk pertama kalinya PPP tidak lolos masuk Senayan pada Pemilu 2024. Padahal PPP merupakan partai Islam tertua di Indonesia.
Salah satu poin yang menjadi sorotan PPP makin terpuruk, kata Chusnul, terkait persoalan kepemimpinan. Lalu posisi dan identitas dari PPP yang seharusnya mewakili umat Islam.
"Karena Islam di dalam konteks ini berpolitiknya berpolitik dengan tauhid, berpolitik dengan agama, berpolitik dengan value, berpolitik dengan etika," kata Chusnul.
Ia meminta PPP harus mulai melakukan evaluasi secara menyeluruh tentang apa saja yang terjadi selama ini, baik di era Orde Baru, reformasi, hingga saat ini.
"Data saya itu menyebutkan partai-partai Islam itu suaranya tersebar kecuali PKB. PKB itu di Jawa Timur suaranya utuh. Jadi perhatikan, partai-partai Islam,” kata Chusnul.
Chusnul menambahkan, sejatinya PPP secara kelembagaan memiliki kekuatan luar biasa. PPP diketahui lebih kuat dibandingkan partai Islam lainnya yang baru ada. Namun, kondisinya saat ini semakin memprihatinkan.
BERITA TERKAIT: