Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menjelaskan, keberangkatan Presiden dilakukan untuk memenuhi undangan resmi dari Presiden Tiongkok, Xi Jinping.
Undangan tersebut sebetulnya mengharapkan Prabowo hadir sejak tanggal 31 Agustus 2025 lalu. Namun ditunda karena protes berlangsung ricuh hingga memakan korban jiwa.
Kendati demikian, menurut Prasetyo, Tiongkok tetap berharap Prabowo hadir, setidaknya satu hari, dalam peringatan 80 tahun dan parade militer yang digelar di Beijing.
“Ada permohonan yang sangat dari pemerintah Tiongkok untuk dapatnya Bapak Presiden Prabowo Subianto menghadiri, paling tidak di satu hari di acara Peringatan 80 Tahun dan di acara parade militer pemerintah Tiongkok,” ujarnya.
Prasetyo menegaskan keputusan keberangkatan Presiden RI tidak diambil secara terburu-buru. Prabowo disebut terlebih dahulu memastikan situasi nasional telah berangsur pulih.
“Satu hari ini juga beliau memonitor seluruh keadaan dan mendapatkan laporan dari seluruh jajaran terkait bahwa kehidupan masyarakat telah kembali berlangsung pulih seperti sedia kala," ungkap Mensesneg.
Atas pertimbangan tersebut, Prabowo memilih untuk melakukan kunjungan sehari ke Beijing guna memperkuat hubungan strategis dengan Tiongkok.
“Demi menjaga hubungan baik dengan pemerintah Tiongkok, Bapak Presiden memutuskan untuk beliau berangkat malam ini dan keesokan malam beliau sudah akan kembali ke Tanah Air,” tandas Prasetyo.
BERITA TERKAIT: