Hal itu disampaikan Meutya dalam sebuah pernyataan di Istana Merdeka, Jakarta, seperti dikutip redaksi pada Senin, 1 September 2025.
Ia menekankan, penghentian sementara fitur live di TikTok dilakukan oleh pihak platform secara mandiri tanpa adanya desakan dari pemerintah.
“Mereka melakukan secara sukarela, untuk penutupan fitur live, dan kami justru berharap bahwa ini berlangsung tidak lama,” ujar Meutya kepada awak media.
Menurutnya, pemerintah memahami bahwa penutupan sementara fitur live berdampak pada para pelaku UMKM yang mengandalkan penjualan secara daring.
Namun, ia berharap aktivitas perdagangan tetap bisa berjalan melalui kanal e-commerce lain di aplikasi.
“Jadi kalau kondisi berangsur baik, mudah-mudahan kita bisa kembali lagi fitur live TikTok. Kami memahami bahwa ada UMKM yang terdampak yang berjualan secara live, tapi mudah-mudahan tetap bisa e-commerce tanpa live,” jelasnya.
Meutya menambahkan, pemerintah berharap situasi kembali kondusif sehingga fitur live dapat segera dipulihkan.
“Sekali lagi kita berdoa dan berharap mudah-mudahan kondisi membaik, sehingga fitur live TikTok bisa kembali,” ucapnya.
BERITA TERKAIT: