HUT KE-80 RI

1.500 Umat Lintas Agama Gelar Doa Kebangsaan di Tugu Proklamasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Jumat, 01 Agustus 2025, 22:56 WIB
1.500 Umat Lintas Agama Gelar Doa Kebangsaan di Tugu Proklamasi
Gelaran Doa Kebangsaan Lintas Agama di Tugu Proklamasi, Jakarta, Jumat malam, 1 Agustus 2025/Sekretariat Presiden RI
rmol news logo Mengawali rangkaian agenda Hari Ulang Tahun ke-80 RI, pemerintah menggelar Doa Kebangsaan Lintas Agama di Tugu Proklamasi, Jakarta, Jumat malam, 1 Agustus 2025. 

Acara yang digelar di tempat bersejarah lahirnya proklamasi itu berlangsung penuh khidmat dan diikuti sekitar 1.500 umat dari berbagai agama di Indonesia.

Berdasarkan pantauan di kanal YouTube Sekretariat Presiden RI, suasana haru dan kebersamaan terasa sejak awal acara ketika seluruh hadirin bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. 

Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam sambutannya mengingatkan bahwa kekuatan doa merupakan salah satu cara menjaga persatuan bangsa sekaligus mengisi kemerdekaan yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa.

“Dari anak kecil sampai usia yang paling senior itu punya hak untuk menciptakan, mempertahankan bangsanya sendiri, termasuk dengan kekuatan doa seperti yang kita lakukan pada kesempatan ini,” ujar Nasaruddin.

Setelah itu, doa lintas agama dipanjatkan secara bergantian oleh enam tokoh agama besar di Indonesia.

Dari Islam, doa dipimpin Ketua Umum MUI K.H. Anwar Iskandar; dari Kristen Protestan oleh Pdt. Jason Balompapueng; dari Katolik oleh RD. Fransiskus Yance Sengga; dari Hindu oleh Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Jero Mangku Gede Pastika; dari Buddha oleh Bhikkhu Dhammavuddho Victor Jaya Kusuma; serta dari Konghucu oleh Ws. Sunarta Hidayat.

Kehadiran tokoh-tokoh lintas iman yang memimpin doa kebangsaan ini mempertegas bahwa Indonesia bukan hanya negara berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, tetapi juga bangsa besar yang menjunjung tinggi toleransi dan pluralitas, sebagaimana semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Doa kebangsaan di Tugu Proklamasi juga menjadi simbol rasa syukur atas perjuangan dan pengorbanan para pahlawan bangsa. 

Dengan khidmat, seluruh peserta mendoakan agar Indonesia terus diberi kekuatan untuk menghadapi tantangan masa depan, sekaligus menjaga persatuan dalam keberagaman.

Sebelum acara resmi dimulai, digelar zikir kebangsaan yang dipimpin oleh K.H. Anwar Iskandar dan ditutup dengan doa oleh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Miftachul Akhyar. 

Acara turut dihadiri oleh sejumlah Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih serta tokoh-tokoh lintas agama.

Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro sebelumnya menjelaskan bahwa sebagai negara yang berketuhanan, perayaan bulan kemerdekaan akan dimulai dengan Doa Kebangsaan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

“Pada tahun ini lokasi yang dipilih adalah Kawasan Tugu Proklamasi, tempat yang bersejarah bagi perjuangan kemerdekaan, sekaligus sebagai simbol rasa syukur kita atas perjuangan para pendiri bangsa dan para pahlawan bangsa,” ujar Juri di Kantor Presiden, Istana Merdeka, Jakarta pada Jumat siang.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA