Dalam pidato penuh semangat kebangsaan, Prabowo menekankan bahwa profesi perwira bukan sekadar gelar, tetapi merupakan panggilan pengabdian yang tinggi dan penuh tanggung jawab terhadap bangsa dan negara.
"Profesi perwira, profesi prajurit adalah profesi yang mulia, tetapi tidak ringan. Selalu di depan, memberi contoh dengan gagah, dengan berani, dengan cerdas. Saudara harapan seluruh rakyat. Berbaktilah sebaik-baiknya," tegas Presiden Prabowo dalam amanatnya.
Ia menambahkan bahwa tugas sebagai perwira TNI dan Polri tidak boleh dijalani dengan setengah hati. Mereka dituntut menjadi teladan dalam setiap langkah, tampil terdepan dalam membela rakyat, dan mengorbankan jiwa dan raga jika diperlukan.
"Bangsamu, menuntut dari kau pengabdian yang tertinggi dan bila perlu sebagaimana telah kau sumpah, bila perlu saudara rela korbankan jiwa dan ragamu agar Indonesia selamat dan Indonesia kuat," ujarnya.
Prabowo menekankan bahwa para perwira muda adalah ujung tombak dalam menjaga kedaulatan dan keselamatan rakyat. Oleh karena itu, mereka dituntut untuk menjadi benteng pertahanan yang kokoh serta selalu berpihak kepada rakyat.
"Kedaulatan bangsa, kehormatan bangsa, keselamatan rakyat ada di pundakmu. Diharapkan oleh rakyat, dinantikan oleh rakyat, pengabdianmu, baktimu, dan bila perlu pengorbananmu yang terakhir," kata Prabowo.
Prabowo pun meminta agar para perwira muda TNI dan Polri menjadi tentara dan polisi rakyat, yang selalu berpihak kepada masyarakat dan berakar dari nilai-nilai perjuangan bangsa.
"TNI dan Polri adalah tiang tegaknya republik kita, TNI dan Polri adalah benteng-benteng terakhir kemerdekaan dan kedaulatan kita. Jadilah tentara rakyat, tentara nasional, tentara pejuang," tuturnya.
"Jadilah polisi rakyat, polisi nasional, polisi pejuang. Selalu membela rakyatmu, selalu cintai rakyatmu. Kau adalah anak kandung dari rakyat Indonesia," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: