Ketua Umum Oraski, Fahmi Maharaja khawatir, penurunan potongan dari 20 persen menjadi 10 persen justru berisiko bagi kelangsungan penyedia aplikasi transportasi
online.
"Prinsip kami mendukung kesejahteraan
driver online namun jangan memperburuk ekosistem transportasi
online yang selama ini sudah berjalan dengan baik," kata Fahmi dalam keterangan tertulisnya, Senin, 21 Juli 2025.
Oraski memandang, kebijakan potongan tarif merupakan ranah bisnis ke bisnis (B to B) antara aplikator dan mitra. Pemerintah sebagai regulator seharusnya tidak masuk terlalu jauh ke dalam ruang tersebut.
"Apabila pemotongan biaya aplikasi ditekan, ini akan kontraproduktif karena dampak yang ditimbulkan bikan menaikkan pendapatan
driver, melainkan hanya berdampak kepada tarif ke penumpang yang akan semakin rendah," jelasnya.
Alih-alih menurunkan potongan tarif, Oraski menyarankan solusi lain untuk meningkatkan kesejahteraan driver, misalnya pemerintah memberikan insentif pajak, subsidi kendaraan, hingga potongan pajak untuk pembelian suku cadang bagi
driver.
“ORASKI percaya keberlangsungan sektor transportasi
online hanya bisa dijaga melalui dialog yang sehat, regulasi proporsional, dan keterlibatan mitra pengemudi sendiri.
"Kami akan terus berada di jalur perjuangan yang rasional dan solutif tanpa perlu terjebak dalam dinamika politik sesaat yang justru dapat merusak ekosistem yang telah kita bangun bersama,” tutup Fahmi.
BERITA TERKAIT: