Kerjasama Bioetanol dengan Brazil, Waka MPR: Presiden Prabowo Tegaskan Visi Ketahanan Energi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Sabtu, 12 Juli 2025, 18:49 WIB
Kerjasama Bioetanol dengan Brazil, Waka MPR: Presiden Prabowo Tegaskan Visi Ketahanan Energi
Wakil Ketua MPR PAN Eddy Soeparno/Ist
rmol news logo Langkah Presiden Prabowo Subianto yang menjajaki kerjasama strategis dengan Brasil dalam pengembangan bioetanol sudah tepat dan harus didukung.

Dikatakan Wakil Ketua MPR PAN Eddy Soeparno, kolaborasi ini merupakan bagian dari visi besar Presiden Prabowo untuk membangun kedaulatan energi nasional yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

"Kerja sama dengan Brasil, salah satu produsen bioetanol terbesar dunia, merupakan langkah strategis yang akan memperkuat ketahanan energi kita sekaligus mempercepat transisi menuju energi bersih,” ujar Eddy kepada wartawan, Sabtu 12 Juli 2025.

Brasil saat ini dikenal sebagai pionir dalam pengembangan bioetanol berbasis tebu, dengan kapasitas produksi mencapai 30 miliar liter per tahun. 

Selain itu, negara tersebut juga memanfaatkan residu tebu atau bagasse sebagai sumber energi, sehingga mampu menghasilkan rasio energi bersih hingga 8:1, jauh lebih efisien dibandingkan bioetanol berbasis jagung di Amerika Serikat.

Sementara itu, Indonesia tengah menargetkan implementasi campuran 10 persen bioetanol (E10) dalam bahan bakar minyak pada tahun 2030, dengan target produksi nasional sebesar 1,2 miliar liter per tahun. 

Namun, hingga saat ini, kapasitas produksi domestik baru mencapai sekitar 290 ribu kiloliter per tahun, yang sebagian besar berasal dari molase, hasil samping industri gula.

Dikatakan Eddy, Presiden Prabowo mengimplementasikan visi ketahanan energi dalam asta agar Indonesia berdiri di atas kaki sendiri di sektor energi, namun tetap terbuka terhadap kolaborasi. 

"Ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga bentuk kepemimpinan global dalam ekonomi hijau," lanjutnya.

Dengan Indonesia yang kini resmi menjadi anggota BRICS, Eddy menilai kerja sama dengan Brasil sebagai peluang emas untuk memperkuat transfer teknologi, membangun infrastruktur biofuel, serta menciptakan lapangan kerja hijau di sektor energi baru dan terbarukan.

Eddy juga menegaskan bahwa langkah ini sejalan dengan visi besar Asta Cita Presiden Prabowo–Gibran, khususnya dalam cita-cita menjadikan Indonesia sebagai raja energi hijau dunia. 

Menurutnya, pengembangan bioetanol, bersama dengan inisiatif lain seperti bioavtur, hidrogen, dan energi terbarukan, adalah fondasi penting menuju transformasi ekonomi hijau nasional.

“Presiden Prabowo telah mencantumkan secara tegas dalam Asta Cita. Ini bukan sekadar ambisi, tapi peta jalan yang harus kita eksekusi secara nyata. Kerja sama dengan Brasil adalah langkah awal yang konkret,” pungkasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA