Pakta ini dilakukan sebagai bagian dari upaya negosiasi baru untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan pemerintah Washington menjelang batas waktu 9 Juli 2025.
"Jadi kita trade defisit Amerika terhadap Indonesia 19 miliar Dolar AS. Tetapi yang kita offer pembelian kepada mereka itu jumlahnya melebihi, yaitu 34 miliar Dolar AS," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis 3 Juli 2025.
Airlangga menjelaskan bahwa dalam perjanjian itu Indonesia berkomitmen melakukan pembelian terhadap produk Amerika, termasuk pembelian mineral dan gas (mineral) senilai 15,5 miliar Dolar AS, barang agrikultur hingga investasi di negara Paman Sam.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa tim Indonesia saat ini sudah berada di Washington bersama dengan negara lain di antaranya India, Jepang, Uni Eropa, Vietnam dan Malaysia.
"Indonesia menunjukkan sangat serius untuk merespons tarif ini dan Indonesia sudah secara tertulis sudah memasukkan (proposal) dan sudah dibahas dengan Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR), dengan Secretary of Commerce maupun Secretary of Treasury," katanya.
Dengan seluruh upaya tersebut, Airlangga berharap tarif resiprokal yang akan dikenakan AS terhadap Indonesia akan jauh lebih rendah dari negara tetangga, Vietnam yang telah disepakati sebesar 20 persen.
BERITA TERKAIT: