"Kepada kawan-kawan pejuang pemikir, pemikir pejuang, saya mengajak kepada kita semua agar tidak sama sekali terpancing dan terprovokasi oleh cabang-cabang fiktif," kata Ketua DPD GMNI Sulawesi Selatan, Riyanto Pratama dalam keterangan tertulisnya, Jumat 20 Juni 2025.
Riyanto mengatakan, cabang-cabang GMNI fiktif lahir dari campur tangan oknum-oknum partai yang terus ingin menjadikan GMNI sebagai alat untuk mendapatkan posisi di internal partai mereka.
Menurut Riyanto, oknum-oknum partai menjual nama GMNI seolah-olah GMNI di bawah kendali mereka.
"Upaya infiltrasi, kooptasi, intervensi, hingga strategi
divide et impera yang disusupkan di tengah-tengah semangat kita untuk menyukseskan Kongres XXII bukanlah sekadar manuver politik. Itu adalah kejahatan ideologis, jika dilakukan oleh Marhaenis sendiri," kata Riyanto.
Riyanto menekankan, satu-satunya jalan adalah mempercayakan penyelenggaraan Kongres GMNI XXII kepada Pengurus DPP GMNI dan panitia yang sah dan telah terbentuk.
"Hanya dengan itu kita bisa bangkit kembali dan melanjutkan kerja utama kita, yaitu kaderisasi dari hasil keputusan Kongres XXII di Kota Bandung," kata Riyanto.
Kongres GMNI XXII di Bandung, lanjut Riyanto, akan menentukan ke mana GMNI selanjutnya akan membawa Marhaenisme secara ideal, dan bagaimana ideologisasi Marhaenisme diterapkan di tengah-tengah perkembangan zaman.
BERITA TERKAIT: