"Opini tersebut mungkin timbul oleh karena, yang pertama kan memang beliau itu Menkes dua periode. Yang kedua, yang menarik kaum akademisi dan masyarakat adalah pernyataan beliau di depan salah satu forum kesehatan yang menyatakan bahwa 'Selamat menikmati bersama saya lima tahun lagi'," ujar Wakil Ketua Majelis Kehormatan Etika Kedokteran, Mayjen (Purn), dr Budiman, dalam kanal YouTube Forum Keadilan TV, dikutip Senin, 2 Juni 2025.
Menurut Budiman, hal itu disampaikan Budi sebelum Presiden Prabowo Subianto mengumumkan Kabinet Merah Putih pada Oktober 2024. Tepatnya dalam suatu pertemuan di Bali.
"Kemudian dianggap pro oligarki karena sering muncul kebijakan-kebijakan beliau yang kontroversial, menimbulkan juga persepsi bahwa beliau dekat dengan kelompok elit korporasi tertentu. Sehingga suatu program-kebijakan yang sebetulnya belum diterima atau belum yakin bisa terlaksana dengan baik," kata mantan Kepala Pusat Kesehatan TNI ini.
Lanjut Budiman, anggapan Menkes Budi erat dengan oligarki adalah karena latar belakang yang bukan kedokteran, melainkan perbankan, yang tentu saja erat dengan korporasi.
"Kemudian, beliau membuat program saat mulai menjadi Menkes, membuka Rumah Sakit asing seluas-luasnya untuk membuka bisnis kesehatan di Indonesia. Dalam arti kata, pelayanan kesehatan dijadikan bisnis bisnis baru yang cukup menarik (bagi oligarki)," tuturnya.
Kontroversi lainnya, sebut Budiman, adalah mendatangkan dokter asing ke Indonesia yang disebut untuk mencegah orang-orang Indonesia yang jumlahnya 2 juta untuk berobat keluar negeri.
"Kalau kita melihat dan kebanyakan pernyataan beliau di media sosial, kita bisa melihat bagaimana beliau memframing dokter Indonesia, memframing pendidikan dokter Indonesia, kedokteran, yang bisa dengan begitu negatifnya, yang mungkin akan mempengaruhi masyarakat," ujar Budiman.
BERITA TERKAIT: