Soroti Pelayanan RSUD, Anggota DPRD DKI Jakarta Fokus Dua Masalah Ini

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/bonfilio-mahendra-1'>BONFILIO MAHENDRA</a>
LAPORAN: BONFILIO MAHENDRA
  • Jumat, 30 Mei 2025, 18:39 WIB
Soroti Pelayanan RSUD, Anggota DPRD DKI Jakarta Fokus Dua Masalah Ini
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth/Ist
rmol news logo Sejumlah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Jakarta masih menghadapi berbagai kekurangan yang berdampak pada kualitas layanan yang diterima masyarakat.

Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth menilai pelayanan belum sepenuhnya maksimal, padahal RSUD menjadi tumpuan utama masyarakat menengah ke bawah dalam mendapatkan layanan kesehatan yang terjangkau.

Kenneth pun menyebut ada dua masalah yang melatarbelakanginya, yakni buruknya komunikasi manajemen RSUD kepada pasien dan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM), seperti tenaga medis yang menangani perawatan.

"Di RSUD Cengkareng saat sidak beberapa waktu lalu, saya menemukan bahwa SDM tenaga medisnya sangat kurang. Jadi kalau memang kurang orang, itu akan berdampak terhadap pelayanan. Terus, komunikasinya juga jelek. Jadi kita lihat calon-calon pasien menumpuk tapi tidak ada informasi yang jelas hal inilah yang akan mengakibatkan kesalahpahaman antara calon pasien terhadap RSUD," kata Kenneth dalam keterangan resmi pada Jumat, 30 Mei 2025.

Lanjut Kenneth, di RSUD kerap kekurangan dokter spesialis, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya

"Di beberapa rumah sakit, rasio pasien terhadap tenaga medis sangat tinggi, sehingga pelayanan menjadi tidak optimal," tegas Bang Kent.

Belum lagi, Kent juga menyoroti birokrasi yang berbelit, banyak calon pasien merasa kesulitan memahami prosedur yang harus dilalui, apalagi bagi mereka yang berasal dari kelompok usia lanjut atau pendidikan rendah.

Tak jarang, ini membuat calon pasien telantar di ruang tunggu tanpa penjelasan lebih lanjut. 

"Calon Pasien ditaruh di ruang transit untuk menunggu kamar atau menunggu ruang IGD. Dari pihak rumah sakit tidak menjelaskan ini ruang apa. Makanya kadang-kadang suka ada komplain, Masyarakat merasa ditelantarkan. Cobalah untuk jujur, ngomong apa adanya. Terus Masyarakat juga harus diedukasi dengan baik. Bisa membuka komunikasi dengan keluarga pasien, kalau memang darurat dan memang tidak ada kamar rawat yang kosong agar bisa langsung dirujuk ke RS lain yang sesusai dengan kebutuhan penyakitnya, jangan malah pasien didiamkan saja," kata Kent.

Kent pun meminta kepada pihak RSUD untuk melapor ke Dinas Kesehatan DKI Jakarta bilamembutuhkan penambahan SDM tenaga medis, atau bisa berdiskusi dengan DPRD untuk mencari jalan keluarnya. 

Selain itu, Kent juga menyoroti permasalahan internal di RSUD yang dapat mempengaruhi kinerja serta kualitas pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.

"Jadi kalau memang butuh tambahan tenaga medis bisa dilaporkan ke Dinas Kesehatan atau diskusi dengan DPRD. Pokoknya penekanan saya, saya garisbawahi ya, masyarakat ini jangan menjadi korban karena permasalahan internal. Kita harus menghapus permasalahan ego sektoral, jangan gara-gara masalah internal masyarakat menjadi korban. Persoalan ini sangat sensitif yang dapat mempengaruhi stabilitas manajemen dan mutu layanan rumah sakit," tegasnya.rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA