Hal itu ia sampaikan dalam pertemuan dengan 7 pemimpin media di Hambalang, Jawa Barat pada Minggu, 6 April 2025.
"Masalah Trump ini, kita harus lihat nanti. Mungkin kita akan alami dampak yang berat, terutama yang bisa kena adalah industri tekstil, sepatu, garmen, dan furnitur. Ini berat karena ini padat karya," ujar Prabowo.
Namun demikian, Prabowo menegaskan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam dan tengah mencari solusi agar Indonesia dapat mengantisipasi dampak tersebut. Salah satu langkah konkret yang disiapkan adalah mencari pasar alternatif di luar Amerika Serikat.
"Kita akan cari jalan keluar. Kita harus berani mencari pasar baru. Kita terlalu manja juga. Kita tuh selama ini tertarik oleh ekonomi Amerika, benar, karena ini kan sistem ekonomi yang Amerika ajarkan kepada kita free market, globalisasi, tanpa batas," tegasnya.
Lebih lanjut, Prabowo menekankan pentingnya kemandirian ekonomi di tengah perubahan situasi global. Ia mengingatkan bahwa dirinya telah lama menyuarakan perlunya Indonesia berdiri di atas kaki sendiri, meski saat itu dianggap hanya beretorika.
"Itu yang sudah saya ingatkan bertahun-tahun. Tolong buka rekam jejak saya, rekam digital saya. Saya sudah ingatkan, ‘Saudara-saudara sekalian, Indonesia harus berdiri di atas kaki kita sendiri.’ Tapi orang bilang retorika. Tidak. Saya dari dulu sudah sadar, bahwa suatu saat nobody is going to help us. Tidak ada yang akan bantu kita kecuali kita sendiri," kata Prabowo.
Sebagai bentuk tindak lanjut, Prabowo menyampaikan bahwa pemerintah akan segera melakukan langkah diplomatik. Ia mengirimkan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto ke Washington untuk bernegosiasi dengan pihak AS. Selain itu, Prabowo juga akan melakukan kunjungan ke Eropa awal Mei, dan menjalin koordinasi dengan para pemimpin negara ASEAN.
"Nanti Pak Airlangga akan saya kirim ke Washington. Kita sudah punya kontak dengan tokoh-tokoh di sana. Kita akan diskusi, kita akan negosiasi," ungkapnya.
Meski mengkritisi dampak tarif, Prabowo mengakui bahwa AS punya hak untuk membela kepentingan nasionalnya. Namun, ia juga mendorong pelaku usaha Indonesia untuk berpikir jangka panjang dan tidak hanya bergantung pada satu pasar.
"Kenapa kita tidak ke Afrika? Afrika itu the new emerging market of the world. Jumlah penduduk besar, resources-nya banyak, kebutuhannya banyak. Ini kesempatan," ucap Prabowo.
Presiden juga menegaskan komitmennya untuk menurunkan angka kemiskinan dengan mengembangkan pasar domestik Indonesia yang sangat besar.
"Kita 300 juta loh sebentar lagi. Kita sebesar Amerika. Nanti sepatunya kita jual saja di antara kita. Pakaian kita punya anak sekolah berapa anak sekolah kita, 60 juta, 70 juta, penerima manfaat 82 juta. Jadi anak kita paling 75 juta mungkin. Mereka butuh sepatu, mereka butuh pakaian, pakaian olahraga, pakaian pramuka. Saya harus kumpul dengan tokoh tokoh industri, kita bicara, kita cari jalan keluar dan kita berusaha mitigasi kesulitan," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: