Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan, persiapan ini melibatkan dua aspek penting. Pertama, ia meminta para pengelola tempat wisata untuk meningkatkan kesiapan keamanan demi menjamin keselamatan pengunjung.
“Pertama, seluruh penyelenggara kawasan harus memiliki kesiapan. Kesiapan dari mulai masuk termasuk jaminan keamanan wisatawan,” ucap Dedi Mulyadi, diwartakan
RMOLJabar, Senin 31 Maret 2025.
Ia lantas menyoroti insiden tenggelamnya seorang anggota polisi di Pantai Pangandaran saat menolong seorang bocah yang terseret arus.
Menurut Dedi, kejadian tersebut harus menjadi pelajaran bagi seluruh pengelola wisata agar lebih serius dalam meningkatkan keamanan.
“Pangandaran itu harus ada para petugas di sepanjang pantai. Nanti kalau ada yang tenggelam, ada yang terbawa arus, harus dengan cepat melakukan pertolongan,” ujarnya.
“Karena beberapa waktu yang lalu seorang anggota polisi Polsek meninggal ketika menolong anak SMP, artinya kan petugas di lautnya enggak ada,” imbuhnya.
Dedi juga menekankan pentingnya kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dalam menangani dan mencegah insiden di lokasi wisata.
“Jangan hanya fokus menerima tiket uang yang masuk. Tetapi juga harus memikirkan, menyiapkan orang-orang yang memiliki kemampuan melakukan pencegahan sebuah peristiwa musibah,” tandasnya.
Selain aspek keamanan, Dedi juga menyoroti praktik percaloan tiket dan keberadaan pemandu wisata ilegal yang kerap merugikan wisatawan.
“Dan kemudian kedua, tidak boleh ada percaloan tiket. Tidak boleh ada duplikasi parkir. Tidak boleh ada pungutan parkir liar. Tidak boleh ada pemandu wisata abal-abal yang orang tersesat dibawa lebih tersesat,” paparnya.
Sebagai bentuk pengawasan, ia berkomitmen untuk memantau langsung tempat wisata di Jawa Barat selama masa libur Lebaran guna mencegah pungutan liar dan memastikan keamanan wisatawan.
“Saya akan monitor seluruh kegiatan-kegiatan ini. Dan saya ingin memastikan orang Jawa Barat itu punya sikap yang baik dan
care terhadap pariwisata,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: