Berdasarkan data yang masuk pada Kamis pagi, 28 November 2024, perolehan suara Andra Soni-Achmad Dimyati 57,52 persen. Sementara Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi memperoleh 42,48 persen.
Analis Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menyoroti hasil ini sebagai indikasi runtuhnya politik dinasti di Banten.
"Banten mengejutkan. Politik dinasti tumbang (sepertinya)," kata Adi lewat akun X miliknya, seperti dikutip redaksi.
Pasangan Airin-Ade Sumardi didukung oleh Partai Golkar dan PDIP, sementara Andra Soni-Achmad Dimyati didukung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang mencakup partai-partai seperti Gerindra, PKS, Demokrat, NasDem, PKB, PAN, PPP, PSI, dan Garuda.
Hasil quick count ini menunjukkan perubahan signifikan dalam peta politik Banten, dengan berkurangnya dominasi politik dinasti yang sebelumnya kuat di wilayah tersebut.
"Memang tak ada yang abadi di dunia ini. Semua ada masanya, termasuk kekuasaan yang digenggam erat-erat sekalipun," tandas Adi Prayitno.
Tudingan bahwa Airin Rachmi Diany merupakan bagian dari dinasti politik di Banten sering kali dikaitkan dengan hubungan keluarganya.
Hal tersebut lantaran Airin Rachmi Diany merupakan istri dari Tubagus Chaeri Wardana, atau Wawan, yang merupakan adik kandung Ratu Atut.
Ratu Atut Chosiah adalah mantan Gubernur Banten yang memimpin selama dua periode (2007–2014) sebelum tersandung kasus korupsi.
Sementara itu, Wawan dan Ratu Atut merupakan anak putra dari sang jawara Banten bernama Chasan Sochib. Nama Chasan Sochib sudah bersinar dari zaman Orde Baru.
Sebab sejak 1967, Chasan Sochib sudah menjadi penyuplai kebutuhan logistik tentara Divisi Siliwangi. Selain itu, Chasan Sochib juga ditetapkan sebagai pemimpin tak formal yang berafiliasi dengan Golkar.
BERITA TERKAIT: