Menanggapi hasil survei tersebut, Pramono merasa kaget dan tak mau terbuai.
"Hari ini kan ada beberapa lembaga yang merilis, survei Indopolling saya juga kaget karena ada di 48 persen," kata Pramono kepada wartawan di kawasan Jakarta Selatan, Rabu, 20 November 2024.
Lembaga survei Indopolling Network mengeluarkan hasil survei elektabilitas Pramono-Rano mencapai 48,4 persen, disusul Ridwan Kamil (RK)-Suswono meraih 38,4 persen dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana dapat 4,0 persen.
Sebelumnya, lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Pilkada Jakarta yang dirilis 14 November 2024, mengungkapkan Pramono-Rano meraih elektabilitas tertinggi yakni 46 persen, disusul RK-Suswono 39,1 persen, dan Dharma-Kun 5,1 persen.
Litbang Kompas juga menunjukkan elektabilitas Pramono-Rano tertinggi dengan meraih 38,3 persen, RK-Suswono dengan elektabilitas 34,6 persen, sementara Dharma-Kun berjarak cukup jauh dengan elektabilitas 3,3 persen.
Selain itu, PolMark Indonesia di survei terbarunya, elektabilitas duet Pramono-Rano mencapai 40,3 persen, sedangkan, pasangan RK-Suswono berada di 34,8 persen, dan pasangan Dharma-Kun 3,2 persen.
Hingga hari H, dapat dimungkinkan elektabilitas Pram-Rano terus menaik sampai 50 persen. Sehingga tidak menutup kemungkinan Pilkada Jakarta hanya putaran.
Meski begitu masih terbuka juga kemungkinan Pilkada Jakarta berlangsung dua putaran ditinjau dari berbagai faktor.
Di sisi lain, menurut Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, dukungan Jokowi ke pasangan RK-Suswono justru membawa keuntungan bagi Pram-Rano.
"Sebelum adanya
endorsement Pak Jokowi, kami merancang dua putaran. Justru begitu Pak Jokowi meng-
endorse dan mendapat reaksi negatif dari publik, ini malah bisa satu putaran (untuk Pramono)," ungkap Hasto saat jumpa pers di DPP PDIP, Rabu 20 November 2024.
Ia melanjutkan, reaksi negatif masyarakat setelah Jokowi mendukung RK meyakinkannya akan kemenangan jagoan PDIP yang memiliki nomor urut 3.
"Kedewasaan Mas Pram dalam merespons itu menunjukkan kematangan emosional dan kepemimpinan dari seorang Pramono Anung," jelasnya.
Lanjut dia, ditambah dengan datangnya dukungan dari Gubernur Jakarta periode 2017-2022, Anies Baswedan, pasangan Pram-Rano makin kuat.
Hasto mengaku PDIP dan Anies kini memiliki masalah yang sama yakni demokrasi Indonesia yang dikebiri.
BERITA TERKAIT: