Hal tersebut disampaikan alumnus Hubungan Internasional UGM, Heru Subagia, merespons kabar akan masuknya 3 kader PDIP ke dalam Zaken Kabinet Prabowo-Gibran, Sabtu (5/10).
Heru mengatakan, pemerintahan Prabowo menghadapi situasi sulit di dalam negeri akibat pelemahan perekonomian kalangan menengah di Indonesia dan rendahnya daya beli masyarakat, ditambah suramnya perekonomian global.
Untuk itu, menurut Heru, Prabowo yang punya ideologi militer tentu harus mengutamakan stabilitas politik di dalam negeri dengan mengajak PDIP bergabung untuk memperkuat pemerintahan ke depan.
"Masuknya kader-kader PDIP dalam Zaken Kabinet bukan sebatas balas budi tapi kebutuhan holistik Pemerintahan Prabowo-Gibran di tengah tantangan geopolitik dan suramnya perekonomian global," ujarnya, dikutip
RMOLJabar, Sabtu (5/10).
Lanjut Heru, Prabowo meyakini dengan bergabungnya PDIP maka masalah politik akan lebih terjaga. Sehingga stabilitas politik dan ekonomi dalam negeri tidak terlalu berat dihadapi pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang.
"Gelagat bergabung PDIP sudah terlihat dengan terpilihnya kembali Puan Maharani sebagai Ketua DPR dan terpilihnya Ahmad Muzani sebagai Ketua MPR. Sehingga masuk tidaknya PDIP ke dalam koalisi besar Pemerintahan tinggal menunggu restu Ketua Umum PDIP Megawati," paparnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Said Abdullah merespons soal isu bahwa Budi Gunawan, Abdullah Azwar Anas, dan Olly Dondokambey bakal masuk dalam kabinet pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Said, hingga saat ini, belum ada petunjuk apapun dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait kader PDIP akan menjadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran.
"Belum ada sinyal dari ibu ketua umum. Tiga nama itu, baik Pak Budi Gunawan, Pak Azwar Anas, dan Pak Olly Dondokambey menunggu keputusan dari DPP dan ibu ketua umum," ujar Said di gedung DPR, kompleks parlemen, Jakarta, Kamis (3/10).
BERITA TERKAIT: