Dengan waktu yang semakin mendesak, muncul nama alternatif yang menjadi pembicaraan hangat di kalangan internal Golkar Jawa Barat, yaitu Denda Alamsyah.
Denda Alamsyah, yang saat ini menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan (Wantim) Golkar Jawa Barat, menjadi salah satu figur yang dipertimbangkan untuk mendampingi Dedi Mulyadi.
Rekam jejak Denda cukup mengesankan, dengan raihan suara sekitar 500.000 dalam pencalonannya sebagai anggota DPD RI.
Selain itu, Denda juga dikenal sebagai Ketua KORMI Jabar, mantan Sekretaris Jenderal Angkatan Muda Siliwangi (AMS), dan berperan aktif dalam tim pemenangan Ridwan Kamil di Kota Bandung dan Jawa Barat.
Kedekatannya dengan akar rumput Golkar di Jabar serta jaringan luas yang dimilikinya menjadi nilai tambah yang dipertimbangkan.
Pengamat Politik, Ray Rangkuti mengungkapkan bahwa Denda Alamsyah memiliki potensi besar untuk menjadi calon wakil gubernur yang ideal bagi Dedi Mulyadi.
"Denda Alamsyah adalah mantan aktivis 98 dari ITB yang dikenal sebagai pekerja keras. Jika dia yang dicalonkan, saya rasa itu pilihan yang tepat dan bagus," ujar Ray Rangkuti pada Jumat (23/8).
Ray juga menambahkan bahwa Denda memiliki pengalaman yang luas dalam berinteraksi dengan masyarakat di tingkat akar rumput dan struktur partai.
"Pola manajemen yang solid, pengalamannya sebagai aktivis, serta keahliannya dalam advokasi publik menjadi nilai tambah bagi Denda," kata Ray.
Dalam berbagai kesempatan, Denda Alamsyah juga sering muncul sebagai pembicara dalam pelatihan kepemimpinan bagi para aktivis.
"Dia sangat ahli dalam membuat kurikulum dan memberikan pelatihan advokasi," tutup Ray Rangkuti.
Sebelumnya, Calon Gubernur (Cagub) Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyambangi markas DPP Gerindra di Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Jumat (23/8) siang. Dia membeberkan untuk Calon Wakil Gubernur (Cawagub) akan dibahas malam nanti.
"Nunggu mungkin malam ini. Kan Golkar baru selesai daftar ke Kemenkumham. Ya kemungkinan (berpasangan dengan calon dari Golkar)," kata Dedi kepada wartawan.
Dedi pun masih enggan membocorkan nama pendampingnya tanpa keputusan bersama. Dia akan berkomunikasi dahulu dengan Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra sekaligus Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto.
"Ya nanti kita bicara dulu sama bapak. Saya kan tidak boleh memutuskan sendiri harus dilakukan diputuskan secara bersama," ujarnya.
BERITA TERKAIT: