Demikian penilaian Direktur Riset dan Program Puspoll Indonesia Chamad Hojin merespons langkah politik Isran Noor yang dalam sepekan tercatat bergabung menjadi kader Demokrat sekaligus PDIP.
"Jadi, publik pun serta merta akan bingung dan akan beranggapan, jika partai politik yang membesarkannya saja dengan mudah dia khianati, apalagi rakyat? bisa jadi dia akan lebih mudah mengkhianati amanah rakyat," kata Hojin dalam keterangannya yang dikutip Selasa (20/8).
Hojin mengatakan gonta-ganti parpol di kalangan politikus bukan barang baru dalam gelanggang pemilu. Menurutnya perpindahan itu kini sudah menjadi fenomena musiman setiap hajat demokrasi lima tahunan.
"Apakah ada yang salah dengan fenomena politisi kutu loncat? Apakah wajar dan beretika? Dia sudah tidak peduli itu. Bahkan kritikan publik pun dia abaikan," kata Hojin.
Isran Noor menjadi kader PDIP terkonfirmasi dalam surat edaran PDIP tertanggal 13 Agustus 2024.
PDIP melampirkan nama Isran Noor sebagai calon kepala daerah jagoan PDIP yang diusung untuk Pilkada Serentak 2024.
Padahal, empat hari sebelumnya yaitu pada 9 Agustus 2024, Isran Noor baru saja ditasbihkan sebagai kader Demokrat.
Saat itu, Isran menerima rekomendasi partai berlambang bintang mercy dari sang Ketua Umum DPP Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY.
BERITA TERKAIT: