Pasalnya, menurut pengamat politik Subiran Paridamos, Partai Golkar tak lagi memiliki kader yang dapat mengikuti kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) sejak 2019 silam.
"Artinya, Munas Golkar harus membuka diri mencari alternatif lain selain tokoh-tokoh senior untuk menjadi ketum (ketua umum) partai," ujar Subiran kepada
RMOL, Senin (19/8).
Dia menjelaskan, perbaikan struktur Golkar harus dimulai dari ketepatan memilih pemimpin.
"Sebab dua kali pilpres terakhir, di bawah komando tokoh-tokoh senior belum mampu membawa Golkar bisa mencalonkan kadernya sebagai capres di pilpres," tuturnya.
Oleh karena itu, Direktur Eksekutif Sentral Politika itu memandang Golkar harus berkaca dari sejarah pilpres terakhir, untuk memastikan transisi kepemimpinan yang terjadi di munas nanti dapat membawa kadernya masuk bursa capres-cawapres 2029.
"Maka mau tidak mau, suka tidak suka, Munas 2024 harus memberi kesempatan kepada tokoh yang potensi bisa masuk bursa kandidat capres-cawapres," paparnya.
"Atau paling tidak memiliki kekuatan untuk menyokong kader Golkar untuk kembali mengusung capres dan cawapresnya di 2029," tutup sosok yang kerap disapa Biran ini.
BERITA TERKAIT: