Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jokowi Menghina Sukarno dan Pendiri Bangsa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Rabu, 14 Agustus 2024, 19:40 WIB
Jokowi Menghina Sukarno dan Pendiri Bangsa
Presiden Joko Widodo/Net
rmol news logo Pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut Istana Negara di Jakarta dan Istana di Bogor berbau kolonial menjadi sorotan.

Menurut sejarawan JJ Rizal, menyebut istana sebagai bangunan berbau kolonial adalah bentuk penghinaan terhadap para pendiri bangsa.

Justru sebaliknya, para pendiri bangsa merebut bangunan peninggalan Hindia Belanda dan menjadikannya simbol kemerdekaan dan perjuangan nasional.

"Nasionalisme Sukarno itu tidak picik, tidak sempit, tidak cupek. Nasionalisme Sukarno itu nasionalisme yang inklusif, gitu ya. Membuka diri dan memahami bahwa warisan kolonialisme itu berhasil ditumbangkan oleh nasionalisme," kata JJ Rizal dikutip redaksi dari video yang diuplod di Instagram, Rabu (14/8).

Rizal menegaskan bahwa orang yang mengatakan kolonialisme terasa di Istana tidak memahami bahwa kolonialisme sebenarnya adalah pola pikir. Bukan soal gedung.

Bahkan sambung dia, peristiwa Kebangkitan Nasional 1908 dan Sumpah Pemuda 1928 juga berada di bangunan kolonial Hindia Belanda.

“Ingat loh peristiwa 1908 itu, siswa STOVIA itu kan dari bangunan kolonial, peristiwa Sumpah Pemuda 1928 itu kan juga di poros bangunan kolonial.

Buat saya orang yang ngomong kolonialisme itu dicium tiap hari di istana orang itu nggak paham kalau kolonialisme itu pikiran. Kedua dia mengejek pendiri bangsa terutama Sukarno. Banyak-banyak baca deh,” tandasnya.

Sebelumnya, Jokowi menegaskan perlunya presiden mendatang berkantor di istana yang bukan dibangun oleh penjajah. Hal itu disampaikan Jokowi saat memberi arahan kepada kepala daerah di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (13/8).

Jokowi mengungkit Istana Negara pernah dihuni oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Pieter Gerardus van Overstraten dan Johan Wilhelm van Lansberge.

Sementara Istana Bogor sempat ditempati Gubernur Jenderal Gustaaf Willem van Imhoff.

“Sudah kita tempati 79 tahun. Ini bau-bau kolonial selalu saya rasakan setiap hari, dibayang-bayangi. Dan sekali lagi, kita ingin menunjukan bahwa kita punya kemampuan untuk juga membangun ibu kota sesuai dengan keinginan kita,” kata Jokowi.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA