Menurut analis politik, Hendri Satrio, langkah Presiden Jokowi membawa influencer adalah untuk menunjukkan pembangunan yang sedang berlangsung di IKN.
“Jokowi hanya menunjukkan bahwa ada pembangunan di IKN, itu benar. Tapi kalau kemudian memaksa orang untuk tinggal di IKN ya enggak bisa," ujar Hensat, sapaan akrabnya, kepada
RMOL, Selasa (30/7).
Hensat juga mengkritik aktivitas Jokowi yang sering mengunjungi IKN bersama influencer. Menurutnya, hal tersebut lebih mirip dengan kegiatan piknik.
“Kalaupun cuma sekali-kali begini Jokowi pergi ke sana sama influencer, nanti balik lagi ke Jakarta. Kemudian dia balik lagi sama siapa, ke Jakarta lagi, itu kan piknik namanya. Jangan gitu pula lah,” tambahnya.
Lebih lanjut, founder Lembaga Survei KedaiKOPI itu menegaskan, Jokowi tidak perlu pencitraan lewat IKN. Jika IKN memang belum siap digunakan, pemerintah seharusnya terbuka kepada rakyat mengenai hal tersebut.
“Kalau IKN sudah ditetapkan, presiden pindah ke sana ya kan harus lengkap dengan perangkat lainnya. Dengan legislatif dan yudikatif. Mosok iya Presiden di sana sendirian?" tanya Hensat.
Pernyataan Hensat ini menyoroti pentingnya keterbukaan pemerintah mengenai kesiapan IKN sebagai pusat pemerintahan baru, dan bukan hanya sekadar aktivitas promosi melalui influencer.
"Jadi maksud saya sekarang enggak perlu terlalu banyak fokus ke pencitraan. Jadi terbuka aja dengan rakyat. IKN belum bisa digunakan, ya udah kapan?” Hensat kembali bertanya.
BERITA TERKAIT: