Seperti diketahui beberapa waktu belakangan ini, banyak kasus pinjol dan judi online yang menjerat mahasiswa di Indonesia. Permasalahan pinjol dan judi online adalah bagian dari dampak negatif perkembangan di era digitalisasi yang sudah menyasar generasi Z (Gen Z).
Sofyan Tan menjelaskan kemudahan dan kecepatan di era digital membuat semua berada dalam genggaman. Semua sudah serba instan sehingga membuat orang lupa bahwa manusia adalah makhluk sosial.
“Manusia semakin hari semakin egois. Duduk-duduk pun sekarang sibuk dengan handphone masing-masing,” ujar Anggota Komisi X DPR RI itu.
Menurutnya itu terjadi karena sudah tergerusnya pemahaman 4 pilar kebangsaan dan bernegara. Jika Pancasila menjadi pedoman hidup dengan semangat kegotongroyongan, dia yakin mahasiswa dapat bertahan dari dampak negatif gempuran teknologi.
Sofyan Tan menjelaskan Pancasila harus menjadi fundamen dalam kehidupan berbangsa, UUD 1945 menjadi dinding yang kokoh dan kuat, NKRI sebagai atap pelindung dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi isinya. Ke-empat pilar ini adalah kunci kesuksesan.
“Mahasiswa jika menjunjung tinggi 4 pilar, Anda bisa sukses. Sukses bukan soal harta tapi bagaimana kita bisa menjadi bermanfaat dan bermakna bagi keluarga, bangsa dan lingkungan,” ujarnya.
Sebelumnya mahasiswa STIKes Senior Medan, Florida Sihaloho dan Amos Julius Pandiangan mengajukan pertanyaan ke Sofyan Tan terkait penerapan implementasi 4 pilar berbangsa dan bernegara dalam menjawab tantangan global di era digitalisasi.
Hadir dalam acara Pembina Yayasan STIKes Senior Medan L Manulang, SK.MM, Pembina Yayasan STIKes Senior Medan Herlina Simanjuntak, SST.MKes, dan seluruh Pimpinan Program Studi beserta Dosen dan Staff STIKes Senior Medan.
BERITA TERKAIT: