Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai, fungsi parpol dalam melakukan rekrutmen hingga kaderisasi selama ini tidak berjalan baik. Tidak heran kalau akhirnya banyak parpol yang cenderung pragmatis dalam mengusung calon.
“Partai gagal jalankan fungsinya berupa rekrutmen dan kaderisasi kepemimpinan, sehingga terjebak dalam dilema popularitas,” kata Dedi kepada
RMOLJabar, Rabu (10/7).
Menurut Dedi, parpol terkesan malas dalam melakukan kaderisasi. Mereka hanya mengambil keuntungan dari popularitas tokoh atau figur yang diusung untuk mengharapkan kemenangan dalam kontestasi.
“Sistem pemilihan memang memungkinkan tokoh populer lebih mudah mendapatkan suara, karena pemilih hari ini lebih condong memilih karena faktor kesukaan dibanding kapasitas,” tuturnya.
Dedi mengakui, tren selebriti masuk dunia politik memang telah berlangsung lama. Namun dalam beberapa pemilu terakhir, tren tersebut tampak mengalami peningkatan.
“Meskipun sudah dimulai sejak lama, tetapi Pemilu 2024 cukup signifikan penambahan kelompok selebriti yang masuk ruang politik,” demikian Dedi.
BERITA TERKAIT: