"Dari sisi kualitas, saya kira lebih berkualitas gubernur, bupati, walikota zaman Pak Harto daripada sekarang," kata Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla dikutip dari kanal YouTube R66 Newlitics, Rabu (3/7).
Di era Presiden Soeharto, seorang pemimpin dipilih berdasarkan kualitas dan rekam jejak. Mulai dari pengalaman bekerja di pemerintahan, latar belakang pendidikan, hingga karier jabatan militer jika calon tersebut memiliki latar belakang dunia militer.
"Sehingga gubernur, bupati zaman dulu lebih baik dari segi kualitas. Dulu dipilih mungkin ada kedekatan, ya, tapi lebih kepada kualitas yang terpilih. Kalau sekarang ditentukan 'you punya uang berapa untuk kampanye?'," ujar Jusuf Kalla.
Perbedaan itulah yang terlihat jelas pada demokrasi terpimpin di era Soeharto dengan demokrasi terbuka atau liberal yang saat ini terjadi di Indonesia.
"Dalam demokrasi yang terbuka atau liberal, yang dipilih bukan orang yang terbaik, tapi yang paling populer. Ini juga terjadi di Amerika, apa Trump atau Biden yang terbaik? Bukan, tapi dia yang populer," tandasnya.
BERITA TERKAIT: