Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Pendanaan dan Keuangan Otto Ardianto memimpin delegasi Republik Indonesia, didampingi oleh Kepala Pusat Fasilitasi Kemitraan dan Kelembagaan Internasional Fikry Cassidy, serta perwakilan dari Ditjen Perhubungan Darat, Ditjen Perkeretaapian dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP).
Dikatakan Jurubicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, Pertemuan tersebut dihadiri oleh para Pejabat Tinggi Bidang Transportasi Negara Anggota ASEAN, Jepang serta Sekretariat ASEAN.
"Tujuan pertemuan untuk membahas kerjasama serta berbagai kebijakan dan visi jangka panjang, pada sektor transportasi di bawah kerangka kerjasama
ASEAN-Japan Transport Partnership (AJTP)," ujar Adita Irawati di Jakarta, Kamis (27/5).
Dalam pertemuan ini, Malaysia sebagai chair kerjasama sektor transportasi ASEAN pada tahun 2024 bertindak sebagai Co-Chair bersama dengan Jepang.
Sebagai salah satu delegasi, Indonesia menyampaikan apresiasi atas dukungan Jepang pada perkembangan sektor transportasi di ASEAN yang telah berjalan lebih dari dua dekade, khususnya bantuan Jepang pada pembangunan Pelabuhan Patimban dan MRT Jakarta.
Kedua proyek strategis ini terus diperluas pengembangannya dengan dukungan Pemerintah Jepang.
Pembangunan Pelabuhan Patimban saat ini sedang dalam konstruksi tahap kedua perluasan terminal peti kemas hingga kapasitas 3,75 juta teus dan car terminal hingga kapasitas 600.000 unit/tahun.
Selain itu bersama Japan International Cooperation Agency (JICA), pemerintah Jepang sedang menyelesaikan rencana pengembangan kawasan back up pelabuhan Patimban.
Sementara pengembangan MRT Jakarta Fase 2 kini sedang dalam tahap konstruksi dan Fase 3 jalur timur ke barat akan dimulai groundbreaking bulan Agustus 2024.
Indonesia juga menyoroti upaya memajukan sektor logistik melalui beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan bekerjasama dengan Jepang, yakni
Workshop Cold Chain Logistics, Dialog Kebijakan dan Lokakarya Logistik Rantai Dingin, Pertemuan
the 19th ASEAN-Japan Expert Group Meeting on Logistics (AJEGML).
Pada kesempatan yang sama, masih dipaparkan Adita, Indonesia menyampaikan dukungannya terhadap kesetaraan gender, dengan terus meningkatkan partisipasi atau keterlibatan wanita di sektor transportasi.
"Dukungan lainnya yakni menyediakan ruang khusus publik seperti penyediaan lahan parkir khusus maupun transportasi umum khusus seperti di bus maupun gerbong kereta," kata Adita.
Selain itu, Indonesia mengusulkan agar Jepang dapat menyelenggarakan Kursus Pelatihan Vessel Traffic Service (VTS) pada level Supervisor serta Pelatihan perencanaan VTS dengan Analisis dan Manajemen Risiko. Indonesia mengusulkan adanya studi mengenai wilayah wajib pandu di Selat Malaka.
Lebih lanjut, pertemuan juga memperingati perayaan 50 Tahun Hubungan Persahabatan dan Kerjasama ASEAN-Jepang di mana pada KTT Peringatan 50 Tahun ASEAN-Jepang, para
leaders telah mengadopsi
2 outcome document yang berupa
Joint Vision Statement on ASEAN-Japan Friendship and Cooperation Trusted Partners and Its Implementation Plan.
Terakhir,
the 22nd ASEAN-Japan STOM Leaders Conference menyambut baik deliverables dan new initiatives untuk pertemuan 22nd ATM+Japan yang akan diendorse para Menteri Transportasi Negara Anggota ASEAN pada pertemuan 22nd ATM+Japan pada bulan November 2024 di Malaysia.
"Indonesia berharap dengan disepakatinya hasil dan inisiatif tersebut, akan membawa dampak positif bagi Negara Anggota ASEAN di sektor transportasi, untuk mengurangi emisi karbon," pungkas Adita.
BERITA TERKAIT: