Hal itu disampaikan pakar ekonomi Faisal Basri dalam diskusi di akun Youtube Novel Baswedan dengan tema Hilirisasi Proyek Sesat dan Omong Kosong? Siap-siap Badai PHK, Senin (17/6).
Faisal mengurai saat ini ada indikator investor masuk atau tidak ke sebuah negara dari indeks Environment, Social and Government (ESG).
"Itu dilihat dari ESG-nya, jadi bukan indeks tingkat keuntungan, tapi indeks environment social and government," kata Faisal Basri.
Dari segi ESG, kata Faisal, Indonesia cukup rendah terlebih adanya budaya korupsi yang menjamur, sehingga membuat para investor asing berpikir ulang menaruh uangnya di Indonesia.
"Jadi korupsi itu konsen dari investor. Nah ESG kita itu rendah, bukan sangat rendah, tapi rendah. Sehingga risiko berinvestasi berdasarkan ESG itu, tinggi, walaupun ada yang lebih jelek lagi," katanya.
Ia meminta agar pemerintah jujur kepada rakyat tentang ESG tersebut yang lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta pemerintah perlu memusuhi budaya korupsi untuk menarik simpati para investor asing.
"Jadi ini bukti bahwa korupsi itu musuh investasi," tutupnya.
BERITA TERKAIT: