Namun demikian, menurut Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya, hal ini sesungguhnya tidak terlalu mengejutkan. Sebab politik sangatlah dinamis.
Terlebih pascapilpres, partai-partai yang gagal mengusung jagoannya dan merasa dicurangi, bisa saja berkumpul menjadi satu membentuk poros baru di Pilkada.
"Politik kita ini kan suatu hal yang cair bahkan tak jarang juga sesama barisan sakit hati bertemu," katanya di Nasdem Tower, Jalan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (6/6).
Willy melanjutkan, ada perbedaan yang signifikan dalam proses pilpres dan pilkada. Di mana dalam pilkada, parpol cenderung pasif sebab yang menjadi episentrum adalah kandidat yang bertarung.
Nasdem sendiri hingga hari ini belum memutuskan figur yang akan diusung pada Pilkada Jakarta. Namun tak bisa dipungkiri sosok Anies Baswedan masih menjadi kandidat terkuat.
"Kalau Nasdem ini kan oke-oke aja," tandasnya.
Ketertarikan PDIP mendukung Anies pada Pilkada Jakarta 2024 yang akan berlangsung November mendatang disampaikan langsung Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.
"Menarik juga Pak Anies (untuk Pilkada Jakarta)," kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/6).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: