Alasannya, menurut Pengamat Politik Ade Reza Hariyadi, Khofifah yang berpasangan dengan Emil Dardak kemungkinan besar akan diusung koalisi besar.
"Wacana yang sudah muncul bahwa PKB akan mengusung calon internal tentu sah saja, namun dapat menyulitkan PKB untuk membangun koalisi yang kuat dalam menandingi koalisi besar yang kemungkinan besar akan mendukung khofifah," kata Ade kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (26/5).
Analis Politik Universitas Indonesia itu melanjutkan, koalisi besar ini pada Pilpres kemarin, mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang terpilih menjadi presiden dan wakil presiden 2024.
Sehingga Ade Reza memandang, posisi Khofifah saat ini masih di atas angin dibanding kandidat potensial lainnya. Selain berstatus Petahana, Khofifah juga memiliki popularitas dan elektabilitas di atas rata-rata.
"Mengenai poros politik alternatif yang dibangun PKB, bisa saja terbentuk sepanjang PKB membuka diri dalam menentukan bersama calon pasangan gubernur dan wakil gubernur," tandasnya.
Diketahui, dengan bekal 27 kursi DPRD Jatim, poros baru yang dibentuk PKB ini akan mendorong KH Marzuki Mustamar dan Arzeti Bilbina untuk melawan Khofifah-Emil Dardak.
BERITA TERKAIT: