Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Istana: Negara Selalu Hadir untuk Kesejahteraan Buruh

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Rabu, 01 Mei 2024, 13:28 WIB
Istana: Negara Selalu Hadir untuk Kesejahteraan Buruh
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Fajar Dwi Wisnuwardhani/Net
rmol news logo Pemerintah memastikan selalu hadir untuk menjaga kesejahteraan buruh. Sabab, buruh merupakan elemen penting dalam pembangunan.

Bahkan, negara hadir terhadap mereka yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), melalui program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Sejak resmi berlaku pada 1 Februari 2022, lebih dari 12 juta pekerja telah terdaftar dan memenuhi syarat untuk menjadi peserta JKP.

JKP sendiri merupakan amanat UU 11/2020 tentang Cipta Kerja yang sekarang sudah diubah menjadi UU 6/2023. Untuk mengatur pelaksanaannya, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 37/2021 tentang Penyelenggaraan Program JKP.

Demikian disampaikan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Fajar Dwi Wisnuwardhani, dalam keterangan resminya, Rabu (1/5).

Fajar mengatakan, program JKP merupakan wujud komitmen negara dalam menjaga kesejahteraan buruh, baik sebelum, selama, bahkan pasca bekerja.

Sebelum adanya program tersebut, kata dia, pekerja yang terkena PHK masih belum mendapatkan skema jaminan sosial, sehingga berpotensi besar terdampak tingkat kesejahteraannya.

“Hal ini yang mendorong pemerintah untuk membuat program jaminan sosial baru tersebut, yakni JKP,” kata Fajar menanggapi peringatan Hari Buruh.

Lebih lanjut, Fajar menyebut manfaat JKP bagi pekerja yang terkena PHK. Pertama, pekerja akan menerima uang tunai, dengan rincian 45 persen dari upah selama tiga bulan pertama, dan 25 persen dari upah untuk tiga bulan selanjutnya.

Kedua, pekerja akan mendapat akses informasi pasar kerja dan pelatihan kerja, baik yang bersifat reskilling maupun up-skilling.

“Tujuannya mempertahankan derajat kehidupan pekerja atau buruh yang terkena PHK dan membantu pekerja mengakses pasar kerja kembali,” ujar Fajar.

Meski pemerintah telah menyiapkan skema jaminan sosial bagi pekerja atau buruh yang terkena PHK, Fajar mendorong perusahaan untuk menghindari PHK serta mengedepankan hubungan industrial yang sehat dan saling memahami.

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), pada periode Januari-Februari 2024, terdapat 7.694 pekerja atau buruh dalam negeri yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

PHK paling banyak terjadi di DKI Jakarta dengan jumlah 3.652 orang atau 47,45 persen dari total pekerja yang terkena PHK secara nasional.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA