Oleh karena itu, kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, Prabowo tidak boleh melibatkan Joko Widodo yang sudah bukan kepala negara kelak.
"Dari struktur politik memang akan kokoh jika Prabowo mandiri, dan itu keharusan, karena Jokowi bukan siapa-siapa dalam konstelasi politik pasca lengser," kata Dedi Kurnia Syah kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (29/3).
Kendati demikian, Pengamat Politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini memahami posisi Prabowo yang dibantu penuh Jokowi dalam Pilpres 2024. Sehingga, Jokowi masih punya kesempatan untuk mencoba mengintervensi pemerintahan nantinya.
"Mungkin saja Jokowi punya andil besar dalam suksesi kepemimpinan Prabowo, sehingga Jokowi punya kuasa interventif ke Prabowo," tuturnya.
Namun, sebagai seorang pemimpin, Prabowo sedianya memegang kendali penuh atas pemerintahan kelak, meskipun ia didampingi putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai wakilnya.
"Dan itu (pegang kendati penuh) adalah sebuah keharusan," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: