Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun diminta menjelaskan angka tersebut berdasarkan bukti yang ada.
Penjelasan KPU, dipandang penting untuk dibuka ke publik agar tidak terjadi kesalahpahaman, terlebih dugaan penggelembungan suara.
Terlebih, Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), Hari Purwanto menggarisbawahi jangan sampai isu kecurangan terstruktur, sistematis, dan massif (TSM) mengental karena lonjakan suara PSI.
"Mungkin ini salah satu yang dikatakan dugaan kecurangan TSM," kata Hari kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (2/3).
Di sisi lain, Hari mengingatkan semua pihak agar tidak menyampaikan pernyataan tendensius menyikapi rekapitulasi suara KPU yang hingga kini masih berlangsung.
Berdasarkan informasi yang dihimpun
Kantor Berita Politik RMOL, perolehan suara PSI hingga Sabtu siang (2/3) pukul 14.00 WIB mencapai 3,13 persen dalam catatan sistem informasi rekapitulasi (Sirekap) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Persentase itu sama dengan 2.399.469 suara, dari total 541.260 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang selesai menginput data .
Perolehan suara PSI itu meningkat signifikan dari tanggal 18 Februari 2024, yang di dalam Sirekap baru sekitar 1,9 persen dari total TPS yang sebanyak 6.432.
Di sisi yang lain, PPP yang pada 18 Februari 2024 mencatat perolehan suara hingga di atas ambang batas parlemen (
parliamentary threshold) 4 persen, justru per hari ini turun menjadi 3,97 persen.
BERITA TERKAIT: