NU memiliki andil besar dalam perjuangan kemerdekaan dan perumusan asas serta sistem bernegara Indonesia melalui falsafah Pancasila.
Hal itu sebagaimana disampaikan Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti di Jakarta, Rabu (31/1).
“Apalagi jika kita meresapi apa yang disampaikan Almarhum Kiai As’ad Syamsul Arifin, yang menyatakan ‘Seandainya Pancasila dirusak, maka NU harus bertanggung jawab’. Umat Islam wajib membela Pancasila. Karena ini sudah menjadi kesepakatan atau konsensus para ulama,” kata LaNyalla.
“Itu artinya, perjuangan NU adalah perjuangan kenegaraan, sehingga Ulama NU sejatinya adalah negarawan. Dan Indonesia saat ini memang membutuhkan sosok-sosok negarawan. Karena bangsa ini kelebihan politisi dan kekurangan negarawan,” tambahnya.
Sehingga, lanjut dia, seharusnya NU juga melakukan koreksi atas sistem bernegara Indonesia yang sejak era Reformasi justru menganut paham demokrasi liberal.
“Konstitusi kita menjabarkan nilai-nilai individualisme dan ekonomi yang semakin kapitalistik,” ungkap LaNyalla.
“Bahkan nyata-nyata konstitusi UUD 2002 dan turunannya telah meninggalkan Pancasila. Ini kan artinya Pancasila telah dirusak. Sehingga NU sudah seharusnya bekerja keras untuk mewujudkan Mabadi Khaira Ummah, dengan membangun kesadaran bangsa ini untuk kembali kepada Pancasila,” imbuhnya.
Upaya untuk mengembalikan bangsa ini kepada Pancasila tiada lain hanya kembali kepada UUD 1945 naskah asli. Perjuangan tersebut harus menjadi kesadaran segenap anak bangsa.
Senator asal Jawa Timur itu juga berharap NU yang tetap berpegang pada prinsip Khittah 1926, dengan menjaga sikap Tawassuth, Tasamuh, Tawazzun dan I'tidal. Sehingga NU tetap menjadi lampu penerang bangsa ini.
“Saya mengajak semua elemen bangsa, bersama Nahdlatul Ulama mari kita menangkan Indonesia di mata dunia. Selamat Harlah ke 101, semoga kehadiran NU senantiasa membawa berkah. Memacu kinerja mengawal kemenangan Indonesia,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: