Hambatan itu, kata pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti, salah satunya adalah kondisi kelebihan pasok atau
oversupply nikel di negara-negara Eropa.
Kondisi tersebut, kata dia, berpengaruh pada harga global nikel, yang akan berdampak pada tujuan besar hilirisasi untuk mengangkat Indonesia dari jebakan
middle income country.
"Kenyataannya suplai nikel di negara-negara Eropa sudah
over dan harganya sudah turun 30 persen," ujar Ikrar dalam diskusi bertajuk "Analisa Debat Cawapres Ke 4: Dari Etika Sampai
Food Estate di Sadjoe Cafe, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (24/1).
Belum lagi, lanjutnya, adanya berbagai persoalan pada pengolahan nikel di Indonesia. Mulai tata kelola industri hingga adanya konflik antar pekerja.
"Hilirisasi nikel di Indonesia bermasalah yaitu seperti konflik antar buruh China dan buruh Indonesia," tuturnya.
"Atau kejadian tungku smelter pemanas nikel meledak dan mengakibatkan 28 orang korban jiwa," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: