"Kalau sudah gabung, ya harusnya gaspol (memenangkan Prabowo-Gibran),” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (6/1).
Ujang mengamini, keputusan mengusung pasangan Prabowo-Gibran terjadi setelah berbagai dinamika politik yang dialami Demokrat.
Partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini sebelumnya berada di gerbong pendukung Anies Baswedan bersama Nasdem dan PKS. Namun setelah masuknya PKB dan Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies, Demokrat pindah haluan ke kubu Prabowo.
“Demokrat bisa dukung Prabowo karena tidak punya pilihan itu, harus menang. Kalau menang kan Demokrat juga bisa berkuasa,” kata Ujang.
Di sejumlah titik di Jakarta dan Tangerang, Banten, baliho dan spanduk Demokrat hanya memasng foto dan nama caleg tanpa nama capres maupun cawapres yang diusung. Beberapa di antaranya bahkan hanya menambahkan foto AHY dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Seperti di Flyover Pasar Senen, Jakarta Pusat. Pada Jumat (5/1), baliho jumbo salah satu caleg DPR RI asal Demokrat hanya menampilkan foto AHY dan SBY.
Tidak ada foto maupun nama calon presiden dan wakil presiden yang diusung Demokrat di Pilpres 2024, yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Pun demikian pantauan di Jalan Kalideres, Jakarta Barat. Beberapa spanduk Demokrat hanya menonjolkan masing-masing caleg, baik untuk DPRD maupun DPR RI tanpa menambahkan foto maupun dukungan untuk capres dan cawapres nomor urut 2.
BERITA TERKAIT: