Henry mengaku bersyukur atas penghargaan yang diraihnya tersebut. Menurutnya, era digital telah membawa disrupsi atau perubahan besar dalam cara politik dan kampanye dijalankan. Dengan momentum ini calon anggota legislatif, sekarang memiliki akses yang lebih besar untuk membangun personal
branding melalui media sosial.
"Dalam proses ini, keberhasilan seorang calon legislatif (Caleg) tidak hanya ditentukan oleh kompetensi dan visi misi politiknya, tetapi juga oleh kepopuleran dan keterwakilan caleg di dapil," kata Henry melalui keterangan tertulisnya yang diterima redaksi, Jumat (29/12).
Anggota Tim Ahli Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menambahkan, kebiasaan pemilih yang cenderung dipengaruhi oleh popularitas dan ketertarikan kepada personal calon legislatif. Dengan demikian personal branding menjadi kunci utama dalam meraih dukungan elektoral.
"Kepopuleran ini bisa diperoleh melalui partisipasi aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat, pembangunan komunitas, atau melalui popularitas sebelumnya dalam berbagai bidang yang dilakoni caleg," kata Henry.
Maka faktor populer menjadi
starting point caleg dapat
running berkompetisi dengan caleg lain. Selain sudah barang tentu, faktor paling menentukan elektoral adalah intensitas tatap muka caleg dengan calon pemilihnya sehingga akan merasa mantab dan nyaman untuk memilihnya.
Berdasarkan digital monitoring Apresiasi Calon Legislatif Populer 2024-2029, terdapat 12 ribu pencarian nama Henry Indraguna di internet dan 600 lebih pemberitaan post di media online dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
Henry mengaku seluruh pergerakan dirinya turba (turun ke bawah) hingga akar rumput dilaporkan jejak rekamnya di platform media digital Facebook, Instagram, YouTube, Twitter, TikTok maupun media mainstream dan online.
"Bahkan follower Facebook saya ada sebanyak hampir 200 ribu sebagai aset saya di Dapil Jateng V yakni Kota Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, Boyolali, dan Klaten," demikian Henry.
BERITA TERKAIT: